KEARIFAN LOKAL KASEPUHAN CIPTAGELAR: PERTANIAN SEBAGAI SIMBOL BUDAYA & KESELARASAN ALAM

Yayan Bagus Prabowo, S. Sudrajat
{"title":"KEARIFAN LOKAL KASEPUHAN CIPTAGELAR: PERTANIAN SEBAGAI SIMBOL BUDAYA & KESELARASAN ALAM","authors":"Yayan Bagus Prabowo, S. Sudrajat","doi":"10.23887/jabi.v3i1.31102","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Adat kasepuhan Ciptagelar merupakan salah satu komunitas masyarakat yang berada di tanah Sunda. Secara wilayah adminisratif, desa adat ini terletak di daerah kampung Sukamulya, Desa Sinarresmi, kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat. Kelompok komunitas tersebut masih memegang teguh kebudayaan dan tradisi dari peninggalan leluhur yang diwariskan sejak 6 abad silam. Masyarakat Adat Kasepuhan Ciptagelar mendiami wilayah yang berada di dalam hutan dengan ketinggian 800-1200 mdpl, terletak dibawah Gunung Halimun yang merupakan bagian dari kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak. Abah sebagai posisi kepala atau pemangku dari struktur kelembagaan adat, posisinya bisa didapat berdasarkan keturunan dan bukan dipilih serta ditetapkan oleh masyarakat Kasepuhan. Tradisi yang masih terus tetap terjaga, semua kegiatan dalam kehidupan sehari-hari tidak terlepas oleh kepercayaan atau budaya yang ada di desa ini, terutama dalam bidang atau sektor Pertanian dan bercocok tanam. Istilah ‘Mupusti pare, lain migusti’ yang artinya memuliakan padi tapi bukan menuhankan, Pertanian menjadi sebuah ritual adat yang sangat penting dan sakral, sehingga dalam proses pertanian terdapat aturan-aturan adat yang memiliki kearifan lokal di dalamnya. Masyarakat Kasepuhan Ciptagelar juga memegang teguh tradisi untuk senantiasa melestarikan alam yakni Hutan, komunitas adat ini memiliki sistem hukum adat dalam hal memanfaatkan dan mengelola hutan. Terdapat 3 pembagian zona atau wilayah hutan (Hutan Titipan, Tutupan, dan Garapan) dalam ruang lingkup adat Kasepuhan, adanya pembagian tersebut bertujuan agar kelestarian hutan tetap terjaga karena masyarakat adat Kasepuhan Ciptagelar menyakini bahwa hutan merupakan unsur yang paling penting bagi keberlangsungan hidup manusia.Kata kunci: Local Wisdom, Kasepuhan Ciptagelar, Sunda, Alam.","PeriodicalId":175935,"journal":{"name":"Jurnal Adat dan Budaya Indonesia","volume":"9 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-12-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"4","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Adat dan Budaya Indonesia","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.23887/jabi.v3i1.31102","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 4

Abstract

Adat kasepuhan Ciptagelar merupakan salah satu komunitas masyarakat yang berada di tanah Sunda. Secara wilayah adminisratif, desa adat ini terletak di daerah kampung Sukamulya, Desa Sinarresmi, kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat. Kelompok komunitas tersebut masih memegang teguh kebudayaan dan tradisi dari peninggalan leluhur yang diwariskan sejak 6 abad silam. Masyarakat Adat Kasepuhan Ciptagelar mendiami wilayah yang berada di dalam hutan dengan ketinggian 800-1200 mdpl, terletak dibawah Gunung Halimun yang merupakan bagian dari kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak. Abah sebagai posisi kepala atau pemangku dari struktur kelembagaan adat, posisinya bisa didapat berdasarkan keturunan dan bukan dipilih serta ditetapkan oleh masyarakat Kasepuhan. Tradisi yang masih terus tetap terjaga, semua kegiatan dalam kehidupan sehari-hari tidak terlepas oleh kepercayaan atau budaya yang ada di desa ini, terutama dalam bidang atau sektor Pertanian dan bercocok tanam. Istilah ‘Mupusti pare, lain migusti’ yang artinya memuliakan padi tapi bukan menuhankan, Pertanian menjadi sebuah ritual adat yang sangat penting dan sakral, sehingga dalam proses pertanian terdapat aturan-aturan adat yang memiliki kearifan lokal di dalamnya. Masyarakat Kasepuhan Ciptagelar juga memegang teguh tradisi untuk senantiasa melestarikan alam yakni Hutan, komunitas adat ini memiliki sistem hukum adat dalam hal memanfaatkan dan mengelola hutan. Terdapat 3 pembagian zona atau wilayah hutan (Hutan Titipan, Tutupan, dan Garapan) dalam ruang lingkup adat Kasepuhan, adanya pembagian tersebut bertujuan agar kelestarian hutan tetap terjaga karena masyarakat adat Kasepuhan Ciptagelar menyakini bahwa hutan merupakan unsur yang paling penting bagi keberlangsungan hidup manusia.Kata kunci: Local Wisdom, Kasepuhan Ciptagelar, Sunda, Alam.
求助全文
约1分钟内获得全文 求助全文
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:604180095
Book学术官方微信