{"title":"Sejarah Madzhab Qira’at Ashim Riwayat Hafs Di Nusantara; Tinjauan Historis Kritis","authors":"M. A. Malik","doi":"10.51700/aliflam.v3i1.431","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Ragam bacaan (qira’at) al-Qur’an sudah ada sejak diturunkan kepada Nabi Muhammad di Mekkah. Akan tetapi qira’at ini mulai dipergunakan saat nabi sudah berada di Madinah. Saat menyampaikan wahyu yang telah diterimanya, nabi selalu menggunakan bacaan yang sesuai dengan kemampuan para sahabat yang hadir pada saat itu. Sehingga kemampuan sahabat dalam membaca al-Qur’an juga bervariasi, tergantung berapa macam bacaan (qira’at) yang telah ia dapatkan dari Rasulullah. Akibatnya, ragam qira’at yang berkembang di setiap daerah mengalami perbedaan. Sesudah Rasulullah wafat, para sahabat semakin giat menyebarluaskan al-Qur’an dengan mendirikan madrasah-madrasah di sekitar tempat mereka bermukim. Sehingga, tidak mengherankan apabila setelah generasi sahabat, muncul para ahli qira’at di kalangan tabi’in, salah satunya: Madzhab qira’at Ashim riwayat Hafsh yang merupakan qira’at atau bacaan yang di gunakan untuk membaca al-Qur’an di Nusantara","PeriodicalId":262554,"journal":{"name":"Jurnal AlifLam: Journal of Islamic Studies and Humanities","volume":"74 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-07-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal AlifLam: Journal of Islamic Studies and Humanities","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.51700/aliflam.v3i1.431","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Ragam bacaan (qira’at) al-Qur’an sudah ada sejak diturunkan kepada Nabi Muhammad di Mekkah. Akan tetapi qira’at ini mulai dipergunakan saat nabi sudah berada di Madinah. Saat menyampaikan wahyu yang telah diterimanya, nabi selalu menggunakan bacaan yang sesuai dengan kemampuan para sahabat yang hadir pada saat itu. Sehingga kemampuan sahabat dalam membaca al-Qur’an juga bervariasi, tergantung berapa macam bacaan (qira’at) yang telah ia dapatkan dari Rasulullah. Akibatnya, ragam qira’at yang berkembang di setiap daerah mengalami perbedaan. Sesudah Rasulullah wafat, para sahabat semakin giat menyebarluaskan al-Qur’an dengan mendirikan madrasah-madrasah di sekitar tempat mereka bermukim. Sehingga, tidak mengherankan apabila setelah generasi sahabat, muncul para ahli qira’at di kalangan tabi’in, salah satunya: Madzhab qira’at Ashim riwayat Hafsh yang merupakan qira’at atau bacaan yang di gunakan untuk membaca al-Qur’an di Nusantara