TRANSFORMASI PENGETAHUAN PENANGKAPAN IKAN PADA KOMUNITAS PARENGGE DI KAILI KECAMATAN BISSAPPU, KABUPATEN BANTAENG

M. Umar
{"title":"TRANSFORMASI PENGETAHUAN PENANGKAPAN IKAN PADA KOMUNITAS PARENGGE DI KAILI KECAMATAN BISSAPPU, KABUPATEN BANTAENG","authors":"M. Umar","doi":"10.36869/wjsb.v9i1.28","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Tulisan ini merupakan hasil penelitian yang dilakukan pada komunitas nelayan rengge di Kaili, Kecamatan Bissappu, Kabupaten Bantaeng, Provinsi Sulawesi Selatan. Metode seleksi data primer yang digunakan adalah wawancara, pengamatan, dan seleksi data sekunder di kantor dinas, kecamatan, kelurahan, dan sebagainya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keberadaan parengge (nelayan yang menggunakan pukat cincin) di Kaili mulai sejak tahun 2004. Nelayan rengge dari Galesong datang ke Kaili mencari dan menangkap ikan di sekitar perairan Bantaeng. Setelah tidak melaut karena terang bulan atau cuaca buruk, mereka memarkir kapalnya di Pantai Kaili. Mereka kembali ke Galesong beristirahat melalui jalur darat. Menjelang melaut, mereka kembali ke Kaili membenahi alat tangkapnya sambil menunggu berakhirnya terang bulan atau cuaca membaik. Sebagian nelayan dari Kaili dijadikan sebagai sawi oleh pinggawa rengge. Selain itu, terjadi kawinmawin antarnelayan rengge dari Galesong dengan orang Kaili, sehingga sebagian nelayan rengge menetap di Kaili. Dari hubungan tersebut, sebagian nelayan dari Kaili beralih dari palanra ke parengge. Transformasi pengetahuan penangkapan ikan secara tradisional ke modern meliputi penggunaan alat GPS untuk menetukan arah pelayaran, penggunaan fish finder untuk melihat keberadaan ikan di dasar laut, dan penggunaan motorisasi.Tulisan ini merupakan hasil penelitian yang dilakukan pada komunitas nelayan rengge di Kaili, KecamatanBissappu, Kabupaten Bantaeng, Provinsi Sulawesi Selatan. Metode seleksi data primer yang digunakan adalahwawancara, pengamatan, dan seleksi data sekunder di kantor dinas, kecamatan, kelurahan, dan sebagainya.Hasil penelitian menunjukkan bahwa keberadaan parengge (nelayan yang menggunakan pukat cincin) diKaili mulai sejak tahun 2004. Nelayan rengge dari Galesong datang ke Kaili mencari dan menangkap ikandi sekitar perairan Bantaeng. Setelah tidak melaut karena terang bulan atau cuaca buruk, mereka memarkirkapalnya di Pantai Kaili. Mereka kembali ke Galesong beristirahat melalui jalur darat. Menjelang melaut,mereka kembali ke Kaili membenahi alat tangkapnya sambil menunggu berakhirnya terang bulan atau cuacamembaik. Sebagian nelayan dari Kaili dijadikan sebagai sawi oleh pinggawa rengge. Selain itu, terjadi kawinmawinantarnelayan rengge dari Galesong dengan orang Kaili, sehingga sebagian nelayan rengge menetapdi Kaili. Dari hubungan tersebut, sebagian nelayan dari Kaili beralih dari palanra ke parengge. Transformasipengetahuan penangkapan ikan secara tradisional ke modern meliputi penggunaan alat GPS untuk menetukanarah pelayaran, penggunaan fish finder untuk melihat keberadaan ikan di dasar laut, dan penggunaan motorisasi.","PeriodicalId":374972,"journal":{"name":"Walasuji : Jurnal Sejarah dan Budaya","volume":"17 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2018-06-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Walasuji : Jurnal Sejarah dan Budaya","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.36869/wjsb.v9i1.28","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

Abstract

Tulisan ini merupakan hasil penelitian yang dilakukan pada komunitas nelayan rengge di Kaili, Kecamatan Bissappu, Kabupaten Bantaeng, Provinsi Sulawesi Selatan. Metode seleksi data primer yang digunakan adalah wawancara, pengamatan, dan seleksi data sekunder di kantor dinas, kecamatan, kelurahan, dan sebagainya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keberadaan parengge (nelayan yang menggunakan pukat cincin) di Kaili mulai sejak tahun 2004. Nelayan rengge dari Galesong datang ke Kaili mencari dan menangkap ikan di sekitar perairan Bantaeng. Setelah tidak melaut karena terang bulan atau cuaca buruk, mereka memarkir kapalnya di Pantai Kaili. Mereka kembali ke Galesong beristirahat melalui jalur darat. Menjelang melaut, mereka kembali ke Kaili membenahi alat tangkapnya sambil menunggu berakhirnya terang bulan atau cuaca membaik. Sebagian nelayan dari Kaili dijadikan sebagai sawi oleh pinggawa rengge. Selain itu, terjadi kawinmawin antarnelayan rengge dari Galesong dengan orang Kaili, sehingga sebagian nelayan rengge menetap di Kaili. Dari hubungan tersebut, sebagian nelayan dari Kaili beralih dari palanra ke parengge. Transformasi pengetahuan penangkapan ikan secara tradisional ke modern meliputi penggunaan alat GPS untuk menetukan arah pelayaran, penggunaan fish finder untuk melihat keberadaan ikan di dasar laut, dan penggunaan motorisasi.Tulisan ini merupakan hasil penelitian yang dilakukan pada komunitas nelayan rengge di Kaili, KecamatanBissappu, Kabupaten Bantaeng, Provinsi Sulawesi Selatan. Metode seleksi data primer yang digunakan adalahwawancara, pengamatan, dan seleksi data sekunder di kantor dinas, kecamatan, kelurahan, dan sebagainya.Hasil penelitian menunjukkan bahwa keberadaan parengge (nelayan yang menggunakan pukat cincin) diKaili mulai sejak tahun 2004. Nelayan rengge dari Galesong datang ke Kaili mencari dan menangkap ikandi sekitar perairan Bantaeng. Setelah tidak melaut karena terang bulan atau cuaca buruk, mereka memarkirkapalnya di Pantai Kaili. Mereka kembali ke Galesong beristirahat melalui jalur darat. Menjelang melaut,mereka kembali ke Kaili membenahi alat tangkapnya sambil menunggu berakhirnya terang bulan atau cuacamembaik. Sebagian nelayan dari Kaili dijadikan sebagai sawi oleh pinggawa rengge. Selain itu, terjadi kawinmawinantarnelayan rengge dari Galesong dengan orang Kaili, sehingga sebagian nelayan rengge menetapdi Kaili. Dari hubungan tersebut, sebagian nelayan dari Kaili beralih dari palanra ke parengge. Transformasipengetahuan penangkapan ikan secara tradisional ke modern meliputi penggunaan alat GPS untuk menetukanarah pelayaran, penggunaan fish finder untuk melihat keberadaan ikan di dasar laut, dan penggunaan motorisasi.
这篇文章是对南苏拉威西省垫子湾区Kaili public的渔民社区做的研究。采用的主要数据选择方法是在服务办公室、街道、社区等地方进行访谈、观察和次要数据选择。研究结果显示,2004年凯里岛就有“拖网渔船”(拖网渔船)。来自Galesong的捕虾人来到Kaili,在枕边的水里捕鱼。由于月光和恶劣的天气,他们没有出海,把船停在凯丽海滩。他们从陆路返回Galesong。当他们接近大海时,他们会回到凯丽修理他们的渔具,等待月亮的结束或天气的改善。一些来自凯里的渔民被平川封为芥末。此外,他们还与凯里人结婚,使一些渔民定居凯里。在这种关系中,凯里的一些渔民从帕兰拉转向了貂鱼。传统上,渔业知识到现代的转变包括使用GPS导航设备来确定航道,使用捕鱼探测车来观察海底鱼类的存在,以及使用汽化器。这篇文章是对南苏拉威西省垫子湾区Kaili的熊格渔民社区进行的研究。采用的主要数据选择方法是在服务办公室、街道、住房等地方进行访谈、观察和次要数据选择。研究结果显示,在2004年,“拖网渔船”(拖网渔船)的存在就出现了。来自galeong的捕虾人来到Kaili,寻找并捕获了枕边水周围的鱼。由于月光和恶劣的天气,他们没有出海,他们把船停在凯里海岸。他们从陆路返回Galesong。当他们接近大海时,他们会回到凯丽修理他们的渔具,等待月亮的结束或天气的改善。一些来自凯里的渔民被平川封为芥末。此外,Galesong的渔民和Kaili的渔民之间发生了交配,所以他们中的一些人建立了Kaili渔民。在这种关系中,凯里的一些渔民从帕兰拉转向了貂鱼。传统上,捕鱼知识的变化包括使用GPS设备来确定航道,使用捕鱼探测车来观察海底鱼类的存在,以及使用汽化器。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 求助全文
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信