{"title":"Pengaruh Interval Pemberian Konsorsium Bakteri Endofit dan Jenis Pupuk Kandang terhadap Pertumbuhan dan Produksi Jagung Manis","authors":"Heru Waskito, Eny Wahyuning Purwanti, Iqomatus Sa’diyyah, Budianto","doi":"10.47687/jt.v13i1.226","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Jagung manis sebagai komoditas penting dan selalu diminati konsumen karena rasa manis serta kandungan nutrisi dimilikinya. Tanaman ini dapat tumbuh pada hampir seluruh jenis tanah terutama yang menggunakan olah tanam minimum yang mampu menyediakan kebutuhan hara dengan baik. Pentingnya pemberian pupuk kandang untuk perbaikan kadar hara dalam tanah diharapkan mampu memenuhi kebutuhan hara jagung manis yang ditanam di lahan yang memiliki frekuensi tinggi untuk penanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui produksi tanaman jagung manis pada perbedaan interval aplikasi konsorsium bakteri endofit dan penggunaan berbagai jenis pupuk organik. Penelitian dilaksanakan di Desa Bedali, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang yang berlangsung mulai bulan Agustus 2019 sampai Desember 2019. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial dengan dua faktor. Faktor pertama yaitu jenis pupuk kandang sedangkan faktor kedua adalah interval pemberian konsorsium bakteri endofit. Hasil pengukuran bobot tongkol menunjukkan bahwa pemberian kombinasi pupuk kandang sapi dan interval aplikasi konsorsium bakteri endofit dengan interval 5 hari sekali, menunjukkan hasil paling baik. Bobot per tongkol berkisar antara 203 gram sampai dengan 225 gram. Jika dikonversikan dalam bedengan (9 m2 populasi tanaman 60 tanaman) proyeksi hasilnya adalah 13,5 kg atau dalam luasan 1 ha sekitar 15 ton per ha.","PeriodicalId":116938,"journal":{"name":"JURNAL TRITON","volume":"105 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"JURNAL TRITON","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.47687/jt.v13i1.226","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Jagung manis sebagai komoditas penting dan selalu diminati konsumen karena rasa manis serta kandungan nutrisi dimilikinya. Tanaman ini dapat tumbuh pada hampir seluruh jenis tanah terutama yang menggunakan olah tanam minimum yang mampu menyediakan kebutuhan hara dengan baik. Pentingnya pemberian pupuk kandang untuk perbaikan kadar hara dalam tanah diharapkan mampu memenuhi kebutuhan hara jagung manis yang ditanam di lahan yang memiliki frekuensi tinggi untuk penanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui produksi tanaman jagung manis pada perbedaan interval aplikasi konsorsium bakteri endofit dan penggunaan berbagai jenis pupuk organik. Penelitian dilaksanakan di Desa Bedali, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang yang berlangsung mulai bulan Agustus 2019 sampai Desember 2019. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial dengan dua faktor. Faktor pertama yaitu jenis pupuk kandang sedangkan faktor kedua adalah interval pemberian konsorsium bakteri endofit. Hasil pengukuran bobot tongkol menunjukkan bahwa pemberian kombinasi pupuk kandang sapi dan interval aplikasi konsorsium bakteri endofit dengan interval 5 hari sekali, menunjukkan hasil paling baik. Bobot per tongkol berkisar antara 203 gram sampai dengan 225 gram. Jika dikonversikan dalam bedengan (9 m2 populasi tanaman 60 tanaman) proyeksi hasilnya adalah 13,5 kg atau dalam luasan 1 ha sekitar 15 ton per ha.