Syariat Islam dan Implikasi Penerapannya Terhadap Perempuan di Aceh

Nurjannah Ismail
{"title":"Syariat Islam dan Implikasi Penerapannya Terhadap Perempuan di Aceh","authors":"Nurjannah Ismail","doi":"10.58823/jham.v10i10.81","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Syariat Islam  sejak semula telah memberikan hak  dan peran kepada kaum perempuan di wilayah domestik maupun wilayah publik. Dalam artikel  ini, penulis menyatakan sesungguhnya semangat dan pesan moral  yang   dikandung  syariat  Islam   adalah  persamaan  derajat antara laki-laki dan perempuan dan berusaha menegakkan keadilan jender di masyarakat. Lebih lanjut penulis berpendapat walaupun pesan universal syariat Islam adalah keadilan jender, banyak penafsir yang memahami teks-teks syariat yang  terdapat dalam Alquran dan hadits -- hanya secara tekstual, parsial dan dilepaskan dari  konteks turunnya, sehingga menghasilkan interpretasi  yang bias   jender dan melahirkan aturan  dan doktrin ketidakadilan jender. Hasil interpretasi seperti inilah  kemudian yang  banyak dipahami dan dipraktikkan di masyarakat Islam  sehingga menimbulkan diskriminasi terhadap perempuan termasuk masyarakat perempuan di Aceh, khususnya pada masa sekarang ini. Artikel  ini juga  mengelaborasi lebih  lanjut penyebab  diskriminasi terhadap perempuan di Aceh yang masih terjadi hingga kini.  Penulis berpendapat adalah ironi  ketika syariat Islam  di era reformasi diterapkan di bumi Serambi Mekah, kedudukan perempuan di Aceh  tidak  semulia, bermartabat dan tinggi  seperti pada masa lalu. Dalam analisisnya penulis menekankan penegakan syariat Islam memang harus didahului dengan pendidikan masyarakat yang  memadai serta pemerataan kesejahteraan dan ekonomi yang berkeadilan.","PeriodicalId":404941,"journal":{"name":"Jurnal Hak Asasi Manusia","volume":"122 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-09-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Hak Asasi Manusia","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.58823/jham.v10i10.81","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

Abstract

Syariat Islam  sejak semula telah memberikan hak  dan peran kepada kaum perempuan di wilayah domestik maupun wilayah publik. Dalam artikel  ini, penulis menyatakan sesungguhnya semangat dan pesan moral  yang   dikandung  syariat  Islam   adalah  persamaan  derajat antara laki-laki dan perempuan dan berusaha menegakkan keadilan jender di masyarakat. Lebih lanjut penulis berpendapat walaupun pesan universal syariat Islam adalah keadilan jender, banyak penafsir yang memahami teks-teks syariat yang  terdapat dalam Alquran dan hadits -- hanya secara tekstual, parsial dan dilepaskan dari  konteks turunnya, sehingga menghasilkan interpretasi  yang bias   jender dan melahirkan aturan  dan doktrin ketidakadilan jender. Hasil interpretasi seperti inilah  kemudian yang  banyak dipahami dan dipraktikkan di masyarakat Islam  sehingga menimbulkan diskriminasi terhadap perempuan termasuk masyarakat perempuan di Aceh, khususnya pada masa sekarang ini. Artikel  ini juga  mengelaborasi lebih  lanjut penyebab  diskriminasi terhadap perempuan di Aceh yang masih terjadi hingga kini.  Penulis berpendapat adalah ironi  ketika syariat Islam  di era reformasi diterapkan di bumi Serambi Mekah, kedudukan perempuan di Aceh  tidak  semulia, bermartabat dan tinggi  seperti pada masa lalu. Dalam analisisnya penulis menekankan penegakan syariat Islam memang harus didahului dengan pendidikan masyarakat yang  memadai serta pemerataan kesejahteraan dan ekonomi yang berkeadilan.
伊斯兰教一直赋予妇女在国内和公共领土上的权利和角色。在这篇文章中,作者真正表达了伊斯兰教所孕育的精神和道德信息,是男性和女性之间的平等,并试图在社会中维护性别正义。进一步的作家认为,尽管伊斯兰教的普遍信息是“性别正义”,但许多理解《古兰经》和《圣训》中《可兰经》和《圣训》文本的译者,只是严格地、部分地、从下降的背景中解读《古兰经》文本,从而产生性别偏差的解释,并产生性别不公正的规则和教义。这种解释在当时被广泛理解和实践,导致了对妇女的歧视,包括亚齐妇女,尤其是今天。这篇文章还详细阐述了至今仍存在的亚齐妇女歧视的进一步原因。作者认为,当伊斯兰教改革时代的伊斯兰会在麦加的门廊上应用时,亚齐的女性地位并不像过去那样优雅、有尊严和高贵。在分析中,作者强调伊斯兰教成立应该以适当的社区教育和公平的福利和经济平衡为前提。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 求助全文
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:604180095
Book学术官方微信