Alfath Desita Jumiar Alfath, H. K. Daryanto, L. M. Baga
{"title":"DETERMINASI DAYA SAING AGROINDUSTRI LIDAH BUAYA DI KOTA PONTIANAK","authors":"Alfath Desita Jumiar Alfath, H. K. Daryanto, L. M. Baga","doi":"10.58466/lipida.v1i2.181","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi faktor-faktor penentu daya saing agroindustri lidah buaya dan menetapkan prioritas strategi peningkatan daya saing agroindustri lidah buaya di Kota Pontianak. Penelitian dilakukan di Kota Pontianak sebagai salah satu sentra produksi lidah buaya di Indonesia. Data primer dikumpulkan dari pengolah lidah buaya dan pakar dengan melakukan wawancara dan pengisian kuesioner, sedangkan data sekunder bersumber dari BPS, Kementerian Perindustrian, Dinas Pertanian, dan Aloe Vera Center. Untuk menjawab tujuan penelitian digunakan metode Proses Hirarki Analitik (PHA), dengan pendekatan teori dayasaing Diamond Porter. Data PHA diperoleh dari 2 orang pakar yang mengisi kuesioner berupa penilaian komparasi berpasangan, selanjutnya data diolah menggunakan Expert Choice. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor penentu dayasaing agroindustri lidah buaya dengan bobot tertinggi adalah kondisi permintaan (0.420) dan kondisi sumberdaya (0.300). Prioritas strategi yang dapat dilakukan adalah memproduksi produk sesuai dengan kualitas permintaan pasar lokal, nasional, dan internasional (0.196), dan menciptakan inovasi produk untuk semua segmen permintaan (0.190). Aktor yang berperan langsung dalam upaya peningkatan dayasaing agroindustri lidah buaya di Kota Pontianak adalah pihak swasta yakni pengusaha dan petani lidah buaya (0.634). Agar peningkatan dayasaing agroindustri lidah buaya di Kota Pontianak dapat tercapai, diperlukan perbaikan-perbaikan berupa kualitas dan jenis produk, design kemasan, dan segmen pasar, dengan cara pemerintah daerah secara aktif memberikan pembinaan dan pelatihan kepada pengolah lidah buaya dan turut serta mendukung terbentuk kelembagaan atau koperasi lidah buaya di Kota Pontianak.","PeriodicalId":359021,"journal":{"name":"Jurnal Teknologi Pangan dan Industri Perkebunan (LIPIDA)","volume":"32 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-10-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Teknologi Pangan dan Industri Perkebunan (LIPIDA)","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.58466/lipida.v1i2.181","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi faktor-faktor penentu daya saing agroindustri lidah buaya dan menetapkan prioritas strategi peningkatan daya saing agroindustri lidah buaya di Kota Pontianak. Penelitian dilakukan di Kota Pontianak sebagai salah satu sentra produksi lidah buaya di Indonesia. Data primer dikumpulkan dari pengolah lidah buaya dan pakar dengan melakukan wawancara dan pengisian kuesioner, sedangkan data sekunder bersumber dari BPS, Kementerian Perindustrian, Dinas Pertanian, dan Aloe Vera Center. Untuk menjawab tujuan penelitian digunakan metode Proses Hirarki Analitik (PHA), dengan pendekatan teori dayasaing Diamond Porter. Data PHA diperoleh dari 2 orang pakar yang mengisi kuesioner berupa penilaian komparasi berpasangan, selanjutnya data diolah menggunakan Expert Choice. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor penentu dayasaing agroindustri lidah buaya dengan bobot tertinggi adalah kondisi permintaan (0.420) dan kondisi sumberdaya (0.300). Prioritas strategi yang dapat dilakukan adalah memproduksi produk sesuai dengan kualitas permintaan pasar lokal, nasional, dan internasional (0.196), dan menciptakan inovasi produk untuk semua segmen permintaan (0.190). Aktor yang berperan langsung dalam upaya peningkatan dayasaing agroindustri lidah buaya di Kota Pontianak adalah pihak swasta yakni pengusaha dan petani lidah buaya (0.634). Agar peningkatan dayasaing agroindustri lidah buaya di Kota Pontianak dapat tercapai, diperlukan perbaikan-perbaikan berupa kualitas dan jenis produk, design kemasan, dan segmen pasar, dengan cara pemerintah daerah secara aktif memberikan pembinaan dan pelatihan kepada pengolah lidah buaya dan turut serta mendukung terbentuk kelembagaan atau koperasi lidah buaya di Kota Pontianak.