{"title":"ANALISIS SPASIAL POTENSI TINGKAT KEKERINGAN DI KABUPATEN PACITAN","authors":"I. Wardani, Silvia Umrotun Nafiah","doi":"10.26740/jggp.v20n1.p1-8","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Sebagai bagian dari kabupaten yang termasuk dalam kategori rawan kekeringan, Kabupaten Pacitan seringkali mengalami kekeringan. Hal tersebut dibuktikan dengan data berdasarkan Indeks Risiko Bencana Indonesia (IRBI) tahun 2013 yang dikeluarkan oleh Badan Penanggulangan Bencana (BNPB) yang menunjukkan bahwa Kabupaten Pacitan memiliki potensi risiko kekeringan yang besar yaitu dengan mendapatkan skor 36 yang tergolong tinggi untuk indeks risiko kekeringan. Kekeringan yang terjadi pada musim kemarau selalu mengancam sehingga perlu dilakukan pemetaan terhadap indikasi potensi kekeringan di Kabupaten Pacitan. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk: (1) melihat penyebaran ataupun tingkatan pada Kabupaten Pacitan, dan (2) mengetahui hal hal yang mendominasi ataupun memengaruhi di Kabupaten Pacitan. Adapun pada penelitian ini penulis menggunakan beberapa metode yakni metode analisis data sekunder, metode pengolahan data dan metode analisis SIG. menghasilkan peta tingkat potensi kekeringan digunakan analisis SIG dengan metode kuantitatif. Parameter yang digunakan dalam penelitian ini adalah penggunaan lahan, drainase, tekstur tanah dan kemiringan lereng. Diperuntukan untuk melihat hal hal yang memengaruhi ataupun pada suatu daerah, dalam hal ini Kabupaten Pacitan dapat menggunakan analisis SIG. Berdasarkan pada uraian pembahasan, maka hasil dari penelitian ini kekeringan di Kabupaten Pacitan memunculkan 3 kelas kekeringan yakni kelas yang paling bawah hingga tingkatannya. Klasifikasi kelas rendah terdapat pada bentukl ahan fluvial dengan presentase 17,53 %. Klasifikasi kelas sedang terdapat pada bentuklahan Karst yang mendominasi di bagian barat hingga timur Kabupaten pacitan dengan presentase 51,03 % sedangkan klasifikasi kelas tinggi berada pada bentuklahan struktural yang mendominasi di bagiaan utara kabupaten Pacitan dengan presentase 31,44 %. Faktor dominan yang mempengaruhi potensi kekeringan adalah tekstur tanah dan kemiringan lereng. Adanya kemiringan lereng yang curam hingga terjal menjadi faktor dari terjaidnya kekeringan, sedangkan tekstur tanah mempengaruhi kekeringan adalah liat dan pasir halus \nKata kunci: : Kekeringan, Parameter fisik, Analisis SIG","PeriodicalId":110701,"journal":{"name":"JURNAL GEOGRAFI Geografi dan Pengajarannya","volume":"26 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-08-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"JURNAL GEOGRAFI Geografi dan Pengajarannya","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.26740/jggp.v20n1.p1-8","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Sebagai bagian dari kabupaten yang termasuk dalam kategori rawan kekeringan, Kabupaten Pacitan seringkali mengalami kekeringan. Hal tersebut dibuktikan dengan data berdasarkan Indeks Risiko Bencana Indonesia (IRBI) tahun 2013 yang dikeluarkan oleh Badan Penanggulangan Bencana (BNPB) yang menunjukkan bahwa Kabupaten Pacitan memiliki potensi risiko kekeringan yang besar yaitu dengan mendapatkan skor 36 yang tergolong tinggi untuk indeks risiko kekeringan. Kekeringan yang terjadi pada musim kemarau selalu mengancam sehingga perlu dilakukan pemetaan terhadap indikasi potensi kekeringan di Kabupaten Pacitan. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk: (1) melihat penyebaran ataupun tingkatan pada Kabupaten Pacitan, dan (2) mengetahui hal hal yang mendominasi ataupun memengaruhi di Kabupaten Pacitan. Adapun pada penelitian ini penulis menggunakan beberapa metode yakni metode analisis data sekunder, metode pengolahan data dan metode analisis SIG. menghasilkan peta tingkat potensi kekeringan digunakan analisis SIG dengan metode kuantitatif. Parameter yang digunakan dalam penelitian ini adalah penggunaan lahan, drainase, tekstur tanah dan kemiringan lereng. Diperuntukan untuk melihat hal hal yang memengaruhi ataupun pada suatu daerah, dalam hal ini Kabupaten Pacitan dapat menggunakan analisis SIG. Berdasarkan pada uraian pembahasan, maka hasil dari penelitian ini kekeringan di Kabupaten Pacitan memunculkan 3 kelas kekeringan yakni kelas yang paling bawah hingga tingkatannya. Klasifikasi kelas rendah terdapat pada bentukl ahan fluvial dengan presentase 17,53 %. Klasifikasi kelas sedang terdapat pada bentuklahan Karst yang mendominasi di bagian barat hingga timur Kabupaten pacitan dengan presentase 51,03 % sedangkan klasifikasi kelas tinggi berada pada bentuklahan struktural yang mendominasi di bagiaan utara kabupaten Pacitan dengan presentase 31,44 %. Faktor dominan yang mempengaruhi potensi kekeringan adalah tekstur tanah dan kemiringan lereng. Adanya kemiringan lereng yang curam hingga terjal menjadi faktor dari terjaidnya kekeringan, sedangkan tekstur tanah mempengaruhi kekeringan adalah liat dan pasir halus
Kata kunci: : Kekeringan, Parameter fisik, Analisis SIG