{"title":"Model Pencegahan Kekambuhan pada Klien Gangguan Jiwa ditinjau dari Aspek Keluarga","authors":"Ganif Djuwadi, Dyah Widodo","doi":"10.31290/jkt.v7i1.3234","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Menurut WHO jumlah klien gangguan jiwa akan terus meningkat hingga mencapai 450 juta orang di seluruh dunia pada tahun 2013. Data jumlah gangguan jiwa dari hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 didapatkan Jawa Timur 2,2 per mil berada pada urutan keempat gangguan jiwa berat di Indonesia. Perawatan klien gangguan jiwa sangat butuh kesabaran, peran keluarga sangat penting karena keluarga merupakan kunci utama untuk perkembangan dan kemajuan klien. Tujuan umum penelitian adalah menemukan model pencegahan kekambuhan pada klien gangguan jiwa dari aspek keluarga. Jenis rancangan penelitian ini adalah crosssectional, dengan sampel sebagian keluarga yang tinggal serumah dengan klien gangguan jiwa di wilayah Jawa Timur sesuai kriteria inklusi, dengan besar sampel 205 orang yang diambil dengan teknik consecutive sampling. Waktu pengumpulan data Oktober-Nopember 2016 di Poli Kesehatan Jiwa RSJ dr Radjiman Wediodiningrat Lawang. Pengumpulan data menggunakan kuesioner yang disusun berdasarkan teori Imogene M. King. Analisia data menggunakan Uji analisis jalur SEM dengan alpha 0,05. Hasil penelitian didapatkan model fit jalur kausalitas pencegahan kekambuhan bahwa: 1) Jalur interaksi pengaruhnya tidak langsung terhadap pencegahan kekambuhan, karena melewati variabel komunikasi; 2) Jalur waktu ada dua jalur yaitu secara langsung terhadap pencegahan kekambuhan dan jalur tidak langsung melalui peran keluarga; 3) Jalur persepsi pengaruhnya tidak langsung terhadap pencegahan kekambuhan, karena harus melalui peran keluarga. Peran keluarga memiliki pengaruh paling kuat diantara variabel yang lain dalam pencegahan kekambuhan dengan nilai estimasi 0,634. Disarankan model pencegahan pencegahan kekambuhan pada klien gangguan jiwa dari aspek keluarga ini dapat dijadikan sebagai dasar promosi kesehatan, dengan mengutamakan aspek keluarga terutama peran keluarga, interaksi serta komunikasi yang dilandasi oleh persepsi tentang kondisi gangguan jiwa yang baik serta ketersediaan waktu keluarga bagi klien.","PeriodicalId":306537,"journal":{"name":"Journal of Applied Nursing (Jurnal Keperawatan Terapan)","volume":"189 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-07-06","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Journal of Applied Nursing (Jurnal Keperawatan Terapan)","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.31290/jkt.v7i1.3234","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Menurut WHO jumlah klien gangguan jiwa akan terus meningkat hingga mencapai 450 juta orang di seluruh dunia pada tahun 2013. Data jumlah gangguan jiwa dari hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 didapatkan Jawa Timur 2,2 per mil berada pada urutan keempat gangguan jiwa berat di Indonesia. Perawatan klien gangguan jiwa sangat butuh kesabaran, peran keluarga sangat penting karena keluarga merupakan kunci utama untuk perkembangan dan kemajuan klien. Tujuan umum penelitian adalah menemukan model pencegahan kekambuhan pada klien gangguan jiwa dari aspek keluarga. Jenis rancangan penelitian ini adalah crosssectional, dengan sampel sebagian keluarga yang tinggal serumah dengan klien gangguan jiwa di wilayah Jawa Timur sesuai kriteria inklusi, dengan besar sampel 205 orang yang diambil dengan teknik consecutive sampling. Waktu pengumpulan data Oktober-Nopember 2016 di Poli Kesehatan Jiwa RSJ dr Radjiman Wediodiningrat Lawang. Pengumpulan data menggunakan kuesioner yang disusun berdasarkan teori Imogene M. King. Analisia data menggunakan Uji analisis jalur SEM dengan alpha 0,05. Hasil penelitian didapatkan model fit jalur kausalitas pencegahan kekambuhan bahwa: 1) Jalur interaksi pengaruhnya tidak langsung terhadap pencegahan kekambuhan, karena melewati variabel komunikasi; 2) Jalur waktu ada dua jalur yaitu secara langsung terhadap pencegahan kekambuhan dan jalur tidak langsung melalui peran keluarga; 3) Jalur persepsi pengaruhnya tidak langsung terhadap pencegahan kekambuhan, karena harus melalui peran keluarga. Peran keluarga memiliki pengaruh paling kuat diantara variabel yang lain dalam pencegahan kekambuhan dengan nilai estimasi 0,634. Disarankan model pencegahan pencegahan kekambuhan pada klien gangguan jiwa dari aspek keluarga ini dapat dijadikan sebagai dasar promosi kesehatan, dengan mengutamakan aspek keluarga terutama peran keluarga, interaksi serta komunikasi yang dilandasi oleh persepsi tentang kondisi gangguan jiwa yang baik serta ketersediaan waktu keluarga bagi klien.