Siti Najma Nindya Utami, Rista Hernandi Virgianto, Dzikrullah Akbar
{"title":"ANALISIS KETERKAITAN ANTARA KEKERINGAN METEOROLOGIS DENGAN INDEKS VEGETASI TERSTANDARISASI DI PULAU LOMBOK","authors":"Siti Najma Nindya Utami, Rista Hernandi Virgianto, Dzikrullah Akbar","doi":"10.29122/jstmc.v22i2.4437","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Intisari\nKekeringan merupakan bencana kompleks yang dapat menyebabkan kerugian masyarakat di berbagai sektor. Salah satu wilayah yang berisiko tinggi mengalami kekeringan adalah Pulau Lombok. Wilayah ini memiliki lahan yang berisiko terkena kekeringan seluas 405.985 ha. Tingkat keparahan kekeringan meteorologis dapat diukur dengan Standardized Precipitation Evapotranspiration Index (SPEI). Salah satu karakteristik kekeringan adalah kondisi vegetasi tanaman yang buruk, oleh karena itu Standardized Vegetation Index (SVI) digunakan sebagai acuan dalam monitoring kekeringan agrikultural. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara SPEI dengan SVI untuk setiap pos hujan di Pulau Lombok tahun 2001-2018. Penelitian ini menggunakan data bulanan tahun 2001-2018 yang meliputi data observasi curah hujan, suhu maksimum, suhu minimum, penginderaan jauh Normalized Differences Vegetation Index (NDVI) dengan resolusi 0,05°, model FLDAS kecepatan angin yang juga didapatkan dengan resolusi 0,5°, lama penyinaran matahari, lintang, dan elevasi. Metode yang digunakan yaitu menghitung indeks kekeringan SPEI dan SVI, kemudian menghitung korelasi dan signifikansi untuk kedua indeks kekeringan tersebut. Hasilnya menunjukkan bahwa SPEI1 lebih tinggi berkorelasi dengan SVI+1 dengan kategori cukup kuat. Untuk SPEI3, SPEI6, dan SPEI12 berkorelasi cukup kuat hingga kuat dengan SVI0. Hal ini menunjukkan bahwa kekeringan jangka panjang akan langsung mempengaruhi kekeringan agrikultural atau kekeringan vegetasi saat itu juga. Nilai korelasi yang lebih tinggi untuk setiap indeks tersebar di pos hujan yang terletak di tengah-tengah Pulau Lombok, karena pengaruh kondisi geografis dan demografis\nAbstract\nDrought is a complex disaster because it can cause loss to society in various sectors. One of the high-risk areas of drought is Lombok Island. This area has 405,985 ha of drought risk. The severity of meteorological drought can be measured by the Standardized Precipitation Evapotranspiration Index (SPEI). One of the characteristics of drought is the poor condition of plant vegetation, therefore the Standardized Vegetation Index (SVI) is used as a reference in monitoring agricultural drought. This study aims to determine the relationship of SPEI with SVI for each rainfall post in Lombok Island from 2001-2018. This study uses monthly data from 2001-2018, including observation data of rainfall, maximum temperature, minimum temperature, remote sensing Normalized Differences Vegetation Index (NDVI) 0.05 °, FLDAS model of wind speed 0.5 °, length of the day, latitude, and elevation. The use method is to calculate SPEI and SVI, then calculate the correlation and significance for the two drought indices. The result shows that SPEI1 is higher in correlation with SVI+1, which is in a strong enough category. For SPEI3, SPEI6, and SPEI12, the correlation is strong enough to strong with SVI0. This suggests that long-term drought will directly affect agricultural drought or immediate vegetation drought. The higher correlation values ??for each index are spread over the rain posts located in the middle of Lombok Island because geographic and demographic conditions influence them.\n ","PeriodicalId":353176,"journal":{"name":"Jurnal Sains & Teknologi Modifikasi Cuaca","volume":"37 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-12-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Sains & Teknologi Modifikasi Cuaca","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.29122/jstmc.v22i2.4437","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Intisari
Kekeringan merupakan bencana kompleks yang dapat menyebabkan kerugian masyarakat di berbagai sektor. Salah satu wilayah yang berisiko tinggi mengalami kekeringan adalah Pulau Lombok. Wilayah ini memiliki lahan yang berisiko terkena kekeringan seluas 405.985 ha. Tingkat keparahan kekeringan meteorologis dapat diukur dengan Standardized Precipitation Evapotranspiration Index (SPEI). Salah satu karakteristik kekeringan adalah kondisi vegetasi tanaman yang buruk, oleh karena itu Standardized Vegetation Index (SVI) digunakan sebagai acuan dalam monitoring kekeringan agrikultural. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara SPEI dengan SVI untuk setiap pos hujan di Pulau Lombok tahun 2001-2018. Penelitian ini menggunakan data bulanan tahun 2001-2018 yang meliputi data observasi curah hujan, suhu maksimum, suhu minimum, penginderaan jauh Normalized Differences Vegetation Index (NDVI) dengan resolusi 0,05°, model FLDAS kecepatan angin yang juga didapatkan dengan resolusi 0,5°, lama penyinaran matahari, lintang, dan elevasi. Metode yang digunakan yaitu menghitung indeks kekeringan SPEI dan SVI, kemudian menghitung korelasi dan signifikansi untuk kedua indeks kekeringan tersebut. Hasilnya menunjukkan bahwa SPEI1 lebih tinggi berkorelasi dengan SVI+1 dengan kategori cukup kuat. Untuk SPEI3, SPEI6, dan SPEI12 berkorelasi cukup kuat hingga kuat dengan SVI0. Hal ini menunjukkan bahwa kekeringan jangka panjang akan langsung mempengaruhi kekeringan agrikultural atau kekeringan vegetasi saat itu juga. Nilai korelasi yang lebih tinggi untuk setiap indeks tersebar di pos hujan yang terletak di tengah-tengah Pulau Lombok, karena pengaruh kondisi geografis dan demografis
Abstract
Drought is a complex disaster because it can cause loss to society in various sectors. One of the high-risk areas of drought is Lombok Island. This area has 405,985 ha of drought risk. The severity of meteorological drought can be measured by the Standardized Precipitation Evapotranspiration Index (SPEI). One of the characteristics of drought is the poor condition of plant vegetation, therefore the Standardized Vegetation Index (SVI) is used as a reference in monitoring agricultural drought. This study aims to determine the relationship of SPEI with SVI for each rainfall post in Lombok Island from 2001-2018. This study uses monthly data from 2001-2018, including observation data of rainfall, maximum temperature, minimum temperature, remote sensing Normalized Differences Vegetation Index (NDVI) 0.05 °, FLDAS model of wind speed 0.5 °, length of the day, latitude, and elevation. The use method is to calculate SPEI and SVI, then calculate the correlation and significance for the two drought indices. The result shows that SPEI1 is higher in correlation with SVI+1, which is in a strong enough category. For SPEI3, SPEI6, and SPEI12, the correlation is strong enough to strong with SVI0. This suggests that long-term drought will directly affect agricultural drought or immediate vegetation drought. The higher correlation values ??for each index are spread over the rain posts located in the middle of Lombok Island because geographic and demographic conditions influence them.