R. Andayani, Puspa Sari Muraidandini, Azlinda Azman
{"title":"PENERAPAN TERAPI PERILAKU KOGNITIF TERHADAP PENARIKAN SOSIAL PENYANDANG DISABILITAS FISIK DI DESA CAMPAKA, KABUPATEN ANDIR, BANDUNG","authors":"R. Andayani, Puspa Sari Muraidandini, Azlinda Azman","doi":"10.24198/JKRK.V1I2.23244","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Penyandang disabilitas fisik seringkali harus berurusan dengan masalah yang berasal dari dalam dirinya sendiri, dan juga dari lingkungannya. Kecenderungan menarik diri dari lingkungan disebabkan pemahaman bahwa ia berbeda dari orang lain, dan juga lingkungan memberikan perlakukan yang berbeda terhadap mereka. Pola pikir negatif tersebut kemudian mempengaruhi perilaku menjadi mal adaptif. Kondisi ini memerlukan perhatian agar penyandang disabilitas dapat terbebas dari distorsi kognitif atau pemikiran negatif dan perilaku mal adaptif, sehingga dapat berdampak pada peningkatan kualitas hidup dirinya dan juga keluarganya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis 1) karakteristik responden penyandang disabilitas fisik, 2) penerapan CBT dalam mengurangi perilaku mengasingkan diri, 3) penerapan CBT dalam mengatasi perilaku yang cepat tersinggung, 3) penerapan CBT dalam mengatasi perilaku apatis, 4) penerapan CBT mengatasi perilaku sering melamun. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain subjek tunggal (SSD) dan model A-B-A. Teknik pengumpulan data utama dengan menggunakan kuesioner, dilengkapi dengan observasi dan wawancara. Pengujian hipotesis menggunakan analisis statistik deskriptif dengan analisis dalam kondisi dan analisis antar kondisi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan CBT dapat mengurangi perilaku mengasingkan diri, perilaku cepat tersinggung, apatis dan perilaku yang sering melamun. Implikasi praktis dari penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan CBT pada penyandang disabilitas fisik harus mempertimbangkan keterlibatan keluarga, terapi dilakukan dalam kelompok, kombinasi teknik penguatan yang berulang, serta kemampuan terapis untuk mengubah pemikiran negatif.","PeriodicalId":308421,"journal":{"name":"Jurnal Kolaborasi Resolusi Konflik","volume":"54 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2019-08-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Kolaborasi Resolusi Konflik","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.24198/JKRK.V1I2.23244","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Penyandang disabilitas fisik seringkali harus berurusan dengan masalah yang berasal dari dalam dirinya sendiri, dan juga dari lingkungannya. Kecenderungan menarik diri dari lingkungan disebabkan pemahaman bahwa ia berbeda dari orang lain, dan juga lingkungan memberikan perlakukan yang berbeda terhadap mereka. Pola pikir negatif tersebut kemudian mempengaruhi perilaku menjadi mal adaptif. Kondisi ini memerlukan perhatian agar penyandang disabilitas dapat terbebas dari distorsi kognitif atau pemikiran negatif dan perilaku mal adaptif, sehingga dapat berdampak pada peningkatan kualitas hidup dirinya dan juga keluarganya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis 1) karakteristik responden penyandang disabilitas fisik, 2) penerapan CBT dalam mengurangi perilaku mengasingkan diri, 3) penerapan CBT dalam mengatasi perilaku yang cepat tersinggung, 3) penerapan CBT dalam mengatasi perilaku apatis, 4) penerapan CBT mengatasi perilaku sering melamun. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain subjek tunggal (SSD) dan model A-B-A. Teknik pengumpulan data utama dengan menggunakan kuesioner, dilengkapi dengan observasi dan wawancara. Pengujian hipotesis menggunakan analisis statistik deskriptif dengan analisis dalam kondisi dan analisis antar kondisi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan CBT dapat mengurangi perilaku mengasingkan diri, perilaku cepat tersinggung, apatis dan perilaku yang sering melamun. Implikasi praktis dari penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan CBT pada penyandang disabilitas fisik harus mempertimbangkan keterlibatan keluarga, terapi dilakukan dalam kelompok, kombinasi teknik penguatan yang berulang, serta kemampuan terapis untuk mengubah pemikiran negatif.