Mochamad Budi Santoso, R. Mulyati, Avisya Fadila Rukmana
{"title":"PENGARUH SARI KACANG HIJAU (VIGNA RADIATA) TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN ANAK USIA SEKOLAH DENGAN ANEMIA DEFISIENSI ZAT BESI","authors":"Mochamad Budi Santoso, R. Mulyati, Avisya Fadila Rukmana","doi":"10.36780/JMCRH.V3I2.134","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Anemia defisiensi zat besi merupakan salah satu masalah gizi yang utama di Indonesia. Prevalensi anemia defisiensi zat besi di Indonesia berdasarkan karakteristik usia untuk anak usia sekolah (5-14 tahun) mencapai 26,4%, sedangkan di Cimahi, prevalensi anemia defisisnesi zat besi pada anak usia sekolah mencapai 7%. Anak usia sekolah memiliki pola makan yang cenderung tidak teratur, selera makan yang tidak menentu, dan kesukaran untuk makan makanan bergizi. Hal ini mengakibatkan anak sangat rentan mengalami anemia defisiensi zat besi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian sari kacang hijau (Vigna radiata) terhadap kadar Hemoglobin anak usia sekolah dengan anemia defisiensi zat besi. Penelitian ini menggunakan desain “Praeksperiment” dengan rancangan “One group pretest posttest”. Jumlah sampel sebanyak 15 orang yang diambil menggunakan teknik total sampling. Analisa data yang digunakan adalah analisa univariat dan analisa bivariat dengan uji Paired T-test (t-test dependent). Hasil penelitian menunjukan bahwa rerata kadar hemoglobin anak usia sekolah sebelum diberikan sari kacang hijau adalah 11,4, dan rerata setelah pemberian sari kacang hijau adalah 13,3. Hasil statistik diperoleh p value (0,001) < α (0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa sari kacang hijau efektif untuk meningkatkan kadar Hemoglobin anak usia sekolah dengan anemia defisiensi zat besi. Sari kacang hijau dapat dijadikan salah satu intervensi keperawatan dalam meningkatkan kadar hemoglobin anak usia sekolah dengan anemia defisiensi zat besi.","PeriodicalId":329422,"journal":{"name":"Journal of Maternity Care and Reproductive Health","volume":"28 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2020-08-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"2","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Journal of Maternity Care and Reproductive Health","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.36780/JMCRH.V3I2.134","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 2
Abstract
Anemia defisiensi zat besi merupakan salah satu masalah gizi yang utama di Indonesia. Prevalensi anemia defisiensi zat besi di Indonesia berdasarkan karakteristik usia untuk anak usia sekolah (5-14 tahun) mencapai 26,4%, sedangkan di Cimahi, prevalensi anemia defisisnesi zat besi pada anak usia sekolah mencapai 7%. Anak usia sekolah memiliki pola makan yang cenderung tidak teratur, selera makan yang tidak menentu, dan kesukaran untuk makan makanan bergizi. Hal ini mengakibatkan anak sangat rentan mengalami anemia defisiensi zat besi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian sari kacang hijau (Vigna radiata) terhadap kadar Hemoglobin anak usia sekolah dengan anemia defisiensi zat besi. Penelitian ini menggunakan desain “Praeksperiment” dengan rancangan “One group pretest posttest”. Jumlah sampel sebanyak 15 orang yang diambil menggunakan teknik total sampling. Analisa data yang digunakan adalah analisa univariat dan analisa bivariat dengan uji Paired T-test (t-test dependent). Hasil penelitian menunjukan bahwa rerata kadar hemoglobin anak usia sekolah sebelum diberikan sari kacang hijau adalah 11,4, dan rerata setelah pemberian sari kacang hijau adalah 13,3. Hasil statistik diperoleh p value (0,001) < α (0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa sari kacang hijau efektif untuk meningkatkan kadar Hemoglobin anak usia sekolah dengan anemia defisiensi zat besi. Sari kacang hijau dapat dijadikan salah satu intervensi keperawatan dalam meningkatkan kadar hemoglobin anak usia sekolah dengan anemia defisiensi zat besi.