KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA DALAM ADAT PERKAWINAN JAWA (Pendekatan Gudykunst dan Kim dalam Adat Perkawinan Jawa Oleh Pasangan Berbeda Budaya di Bengkulu Utara)
{"title":"KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA DALAM ADAT PERKAWINAN JAWA (Pendekatan Gudykunst dan Kim dalam Adat Perkawinan Jawa Oleh Pasangan Berbeda Budaya di Bengkulu Utara)","authors":"Kundori ahmad Bin Raji","doi":"10.33884/commed.v4i1.1395","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"ABSTRAK \nPenelitian ini bertujuan untuk melihat komunikasi antar budaya (KAB) dalam prosesi perkawinan adat Jawa yang dilakukan oleh pasangan berbeda budaya di Kecamatan Ketahun, yang dianalisis berdasarkan faktor budaya, sosiobudaya, psikobudaya dan lingkungan sesuai dengan model KAB Gudykunst dan Kim; selain itu penelitian ini ingin melihat teori Gudykunt dan Kim yang terdiri dari faktor budaya, sosiobudaya, psikobudaya dan lingkungan yang lebih dominan muncul dalam perkawinan adat Jawa di Kecamatan Katahun. Penelitian ini menggunakan metode penelitian Deskriptif Kualitatif dengan pemilihan informan menggunakan metode purposive sampling sehingga pemilihan informan dipilih khusus sesuai dengan kebutuhan hasil penelitian. Waktu dan tempat penelitian dilakukan di Bengkulu Utara tepatnya di Kecamatan Ketahun terfokus pada perkawianan beda budaya antara Jawa dengan Pekal dan Jawa dengan Batak Tehnik pengumpulan data menggunakan metode wawancara mendalam kepada Informan penelitian. Tehnik analisis data yang digunakan dengan cara pengumpulan data, reduksi data, analisis dan pengambilan kesimpulan. Temuan penelitian ini menunjukkan: Pertama, ditinjau dari aspek budaya, Perbedaan sikap terlihat menjadi sebuah kendala awal dalam berkomunikasi namun setelah adanya pemahaman yang diberikan seorang mediator akhirnya juga mereka memahaminya. Ditinjau dari Faktor Psikobudaya: hambatan ini timbul karena stereotip, etnosentrisme tentang masyarakat Jawa yang terlalu rumit dan terlalu banyak adat istiadat selain itu mereka etnis Jawa percaya dengan mitos, namun demikian faktor psikobudaya ini hanya sebatas pemikiran bukan dalam bentuk tindakan. Ditinjau dari Faktor Lingkungan : perbedaan lingkungan muncul dalam bentuk orientasi tentang waktu dan makna perkawinan. Teori Gudykunt dan Kim yang terdiri dari faktor budaya, sosiobudaya, psikobudaya dan lingkungan yang lebih dominan muncul dalam perkawinan beda budaya Jawa-Pekal dan Jawa- Batak adalah faktor Piskobudaya, namun demikian faktor ini tidak pada intensitas negatif, selain itu mediator juga terlihat dalam proses perkawinan beda budaya ini dalam menjembatani proses berjalanya komunikasi tersebut.","PeriodicalId":422829,"journal":{"name":"Commed : Jurnal Komunikasi dan Media","volume":"41 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2019-10-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Commed : Jurnal Komunikasi dan Media","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.33884/commed.v4i1.1395","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melihat komunikasi antar budaya (KAB) dalam prosesi perkawinan adat Jawa yang dilakukan oleh pasangan berbeda budaya di Kecamatan Ketahun, yang dianalisis berdasarkan faktor budaya, sosiobudaya, psikobudaya dan lingkungan sesuai dengan model KAB Gudykunst dan Kim; selain itu penelitian ini ingin melihat teori Gudykunt dan Kim yang terdiri dari faktor budaya, sosiobudaya, psikobudaya dan lingkungan yang lebih dominan muncul dalam perkawinan adat Jawa di Kecamatan Katahun. Penelitian ini menggunakan metode penelitian Deskriptif Kualitatif dengan pemilihan informan menggunakan metode purposive sampling sehingga pemilihan informan dipilih khusus sesuai dengan kebutuhan hasil penelitian. Waktu dan tempat penelitian dilakukan di Bengkulu Utara tepatnya di Kecamatan Ketahun terfokus pada perkawianan beda budaya antara Jawa dengan Pekal dan Jawa dengan Batak Tehnik pengumpulan data menggunakan metode wawancara mendalam kepada Informan penelitian. Tehnik analisis data yang digunakan dengan cara pengumpulan data, reduksi data, analisis dan pengambilan kesimpulan. Temuan penelitian ini menunjukkan: Pertama, ditinjau dari aspek budaya, Perbedaan sikap terlihat menjadi sebuah kendala awal dalam berkomunikasi namun setelah adanya pemahaman yang diberikan seorang mediator akhirnya juga mereka memahaminya. Ditinjau dari Faktor Psikobudaya: hambatan ini timbul karena stereotip, etnosentrisme tentang masyarakat Jawa yang terlalu rumit dan terlalu banyak adat istiadat selain itu mereka etnis Jawa percaya dengan mitos, namun demikian faktor psikobudaya ini hanya sebatas pemikiran bukan dalam bentuk tindakan. Ditinjau dari Faktor Lingkungan : perbedaan lingkungan muncul dalam bentuk orientasi tentang waktu dan makna perkawinan. Teori Gudykunt dan Kim yang terdiri dari faktor budaya, sosiobudaya, psikobudaya dan lingkungan yang lebih dominan muncul dalam perkawinan beda budaya Jawa-Pekal dan Jawa- Batak adalah faktor Piskobudaya, namun demikian faktor ini tidak pada intensitas negatif, selain itu mediator juga terlihat dalam proses perkawinan beda budaya ini dalam menjembatani proses berjalanya komunikasi tersebut.