{"title":"PENGEMBANGAN ALAT ANTI OFFLINE DI PT. PLN BATAM DENGAN MENGGUNAKAN METODE BRAINSTORMING DAN QFD","authors":"Ramadhan Yusuf Jr, M. Bora, Albertus L. Setyabudi","doi":"10.47398/iltek.v17i02.17","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor apa saja yang membuat sistem SCADA tidak berfungsi, faktor apa saja yang dibutuhkan untuk mendeteksi kerusakan SCADA, dan bagaimana mendesain alat anti offline SCADA sesuai kebutuhan user. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini observasi, wawancara dan kuesioner. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah brainstorming dan QFD. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan House of Quality, bobot tertinggi adalah yang pertama menggunakan Microcontroller ESP 32 dengan presentase bobot yaitu 33.9%, yang kedua menggunakan Telegram API dengan bobot 29.9%, yang ketiga ergonomis dengan bobot 11%. Dimana ketiga respon teknis ini menjadi jawaban untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Berdasarkan pengolahan dan analisa data yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa, beberapa hal yang membuat sistem SCADA tidak berfungsi, yaitu: baterai sebagai back up supply SCADA mengalami kerusakan, sehingga saat tegangan AC pada gardu tersebut mati karna padam listrik atau gangguan, sistem SCADA menjadi offline, jaringan SCADA pada gardu distribusi tersebut terputus, MCB AC pada gardu trip, perangkat RTU pada gardu hang. Untuk dapat mendeteksi kendala-kendala yang dapat menyebabkan sistem SCADA menjadi offline, dibutuhkan pengembangan alat monitoring baterai yang sebelumnya telah dibuat. Dalam hal ini penelitian menggunakan metode brainstorming dan QFD agar dapat merancang alat anti offline pada sistem SCADA yang sesuai dengan kebutuhan user. Hasil analisis dari Brainstorming dan QFD dapat diambil kesimpulan bahwa user menginginkan peralatan yang berdimensi tidak besar, dan mudah untuk dilakukan instalasi dan pengawatan. User juga menginginkan peralatan ini menggunakan microcontroller terbaru sehingga handal dan biaya pembuatannya murah. Penambahan fitur yang diinginkan oleh user pada alat ini yaitu dapat memonitor baterai dan mengirim alarm saat baterai rusak, dapat memonitor kondisi MCB AC dan memberi alarm saat MCB AC trip, dapat memonitor kondisi Motorized Circuit Breaker pada penyulang dan memberikan alarm saat penyulang gagal dioperasikan melalui SCADA, dapat memonitor suhu dan kelembaban udara pada gardu distribusi serta memberi alarm saat suhu dan kelembaban udara pada gardu distribusi tidak normal, serta fungsi untuk mereset suplai RTU saat kondisi RTU hang. Semua data ini dapat dimonitor melalui aplikasi Telegram di smart phone user.","PeriodicalId":303759,"journal":{"name":"ILTEK : Jurnal Teknologi","volume":"37 4","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-12-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"ILTEK : Jurnal Teknologi","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.47398/iltek.v17i02.17","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor apa saja yang membuat sistem SCADA tidak berfungsi, faktor apa saja yang dibutuhkan untuk mendeteksi kerusakan SCADA, dan bagaimana mendesain alat anti offline SCADA sesuai kebutuhan user. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini observasi, wawancara dan kuesioner. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah brainstorming dan QFD. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan House of Quality, bobot tertinggi adalah yang pertama menggunakan Microcontroller ESP 32 dengan presentase bobot yaitu 33.9%, yang kedua menggunakan Telegram API dengan bobot 29.9%, yang ketiga ergonomis dengan bobot 11%. Dimana ketiga respon teknis ini menjadi jawaban untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Berdasarkan pengolahan dan analisa data yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa, beberapa hal yang membuat sistem SCADA tidak berfungsi, yaitu: baterai sebagai back up supply SCADA mengalami kerusakan, sehingga saat tegangan AC pada gardu tersebut mati karna padam listrik atau gangguan, sistem SCADA menjadi offline, jaringan SCADA pada gardu distribusi tersebut terputus, MCB AC pada gardu trip, perangkat RTU pada gardu hang. Untuk dapat mendeteksi kendala-kendala yang dapat menyebabkan sistem SCADA menjadi offline, dibutuhkan pengembangan alat monitoring baterai yang sebelumnya telah dibuat. Dalam hal ini penelitian menggunakan metode brainstorming dan QFD agar dapat merancang alat anti offline pada sistem SCADA yang sesuai dengan kebutuhan user. Hasil analisis dari Brainstorming dan QFD dapat diambil kesimpulan bahwa user menginginkan peralatan yang berdimensi tidak besar, dan mudah untuk dilakukan instalasi dan pengawatan. User juga menginginkan peralatan ini menggunakan microcontroller terbaru sehingga handal dan biaya pembuatannya murah. Penambahan fitur yang diinginkan oleh user pada alat ini yaitu dapat memonitor baterai dan mengirim alarm saat baterai rusak, dapat memonitor kondisi MCB AC dan memberi alarm saat MCB AC trip, dapat memonitor kondisi Motorized Circuit Breaker pada penyulang dan memberikan alarm saat penyulang gagal dioperasikan melalui SCADA, dapat memonitor suhu dan kelembaban udara pada gardu distribusi serta memberi alarm saat suhu dan kelembaban udara pada gardu distribusi tidak normal, serta fungsi untuk mereset suplai RTU saat kondisi RTU hang. Semua data ini dapat dimonitor melalui aplikasi Telegram di smart phone user.