{"title":"STUDI QAWĀID AT-TAḤDĪṠ; ANALISA TENTANG PENILAIAN HADIS ḌAĪF DISEBABKAN ṢIGAH AT-TAMRĪḌ","authors":"Muhammad Qomarullah","doi":"10.24252/tahdis.v12i2.22840","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Abstract: This article is the rules for understanding the hadiths related to ṣīgah al-tamrīḍ. The problem that exists is about the fall in the quality of the hadith when the sanad and the hadith's mind use ṣīgah al-tamrīḍ in the hadith editorial. This is where the scholars differ due to different times, as the mutaqaddimin ulama never questioned the form of the sentence using ṣīgah al-tamrīḍ due to the habits of previous scholars of narrating hadith. However, medieval scholars such as as-Suyūṭī and Ibn Ḥajar have started to question the hadith which uses the sentence form ṣīgah al-tamrīḍ, but it is not so firm. Now, contemporary scholars such as al-Albānī have begun to see that this rule is important because the editorial team of the hadith uses the unclear form of ṣīgah al-tamrīḍ, so that ḍaīf can be indicated even though the Bukhārī hadith judged by ṣaḥīḥ scholars. Abstrak: Artikel ini merupakan kaidah-kaidah pemahaman hadis yang berkaitan dengan ṣīgah al-tamrīḍ. Adapun masalah yang ada yaitu tentang jatuhnya kualitas hadis ketika sanad dan matan hadis tersebut menggunakan ṣīgah al-tamrīḍ pada redaksi hadis. Disinilah para ulama berbeda pendapat disebabkan zaman yang berbeda sebagaimana ulama mutaqaddimin tidak mempermasalahkan bentuk kalimat yang menggunakan ṣīgah al-tamrīḍ disebabkan kebiasaan ulama terdahulu mereiwayatkan hadis. Tapi, ulama pertengahan seperti as-Suyūṭī dan Ibn Ḥajar mulai mempermasalahkan hadis yang menggunakan bentuk kalimat ṣīgah al-tamrīḍ, tapi belum begitu tegas. Nah, ulama kontemporer seperti al-Albānī mulai melihat bahwa kaidah ini penting karena redaksi hadis menggunakan bentuk ṣīgah al-tamrīḍ itu tidak jelas, sehingga dapat terindikasi ḍaīf walaupun hadis Bukhārī yang dinilai para ulama ṣaḥīḥ.","PeriodicalId":365349,"journal":{"name":"Tahdis: Jurnal Kajian Ilmu Al-Hadis","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-06-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Tahdis: Jurnal Kajian Ilmu Al-Hadis","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.24252/tahdis.v12i2.22840","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
摘要
摘要:本文是理解与ṣīgah al- tamr有关的圣训的规则。存在的问题是当圣训和圣训的思想在圣训社论中使用ṣīgah al- tamr时圣训质量的下降。这是学者们因时代不同而有所不同的地方,因为mutaqaddmin ulama从来没有因为以前学者叙述圣训的习惯而质疑使用ṣīgah al- tamr的句子形式。然而,像as-Suyūṭī和伊本Ḥajar这样的中世纪学者已经开始质疑使用ṣīgah al-tamr ā n句式的圣训,但它并没有那么坚定。现在,al-Albānī等当代学者开始认识到这一规则的重要性,因为圣训的编辑团队使用了不明确的形式ṣīgah al- tamr,因此即使Bukhārī圣训由ṣaḥīḥ学者判断,也可以表示ḍaīf。摘要:Artikel ini merupakan kaidah-kaidah pemahaman hais yang berkaitan dengan ṣīgah al- tamr。Adapun masalah yang ada yyitu tenang jatuhnya kualitas hais ketika sanad dan matan hais tersebut menggunakan ṣīgah al-tamr ā hada reaksi hais。Disinilah para ulama berbeda pendapat disebabkan zaman yang berbeda sebagaimana ulama mutaqaddimin tiak mempermasalahkan bentuk kalimat yang menggunakan ṣīgah al-tamr ā ā disebabkan kebiasaan ulama terdahulu merewayatkan hais。Tapi, ulama pertengahan seperti as-Suyūṭī dan Ibn Ḥajar mulai mempermasalahkan hadis yang menggunakan bentuk kalimat ṣīgah al- tamr, Tapi belum begitu tegas。Nah, ulama kontemporer seperti al-Albānī mulai melihat bahwa kaidah ini penting karena redaksi hais menggunakan bentuk ṣīgah al-tamr ā nhitu tidak jelas, sehinga dapat terindikasi ḍaīf walaupun hais Bukhārī yang dinilai para ulama ṣaḥīḥ。
STUDI QAWĀID AT-TAḤDĪṠ; ANALISA TENTANG PENILAIAN HADIS ḌAĪF DISEBABKAN ṢIGAH AT-TAMRĪḌ
Abstract: This article is the rules for understanding the hadiths related to ṣīgah al-tamrīḍ. The problem that exists is about the fall in the quality of the hadith when the sanad and the hadith's mind use ṣīgah al-tamrīḍ in the hadith editorial. This is where the scholars differ due to different times, as the mutaqaddimin ulama never questioned the form of the sentence using ṣīgah al-tamrīḍ due to the habits of previous scholars of narrating hadith. However, medieval scholars such as as-Suyūṭī and Ibn Ḥajar have started to question the hadith which uses the sentence form ṣīgah al-tamrīḍ, but it is not so firm. Now, contemporary scholars such as al-Albānī have begun to see that this rule is important because the editorial team of the hadith uses the unclear form of ṣīgah al-tamrīḍ, so that ḍaīf can be indicated even though the Bukhārī hadith judged by ṣaḥīḥ scholars. Abstrak: Artikel ini merupakan kaidah-kaidah pemahaman hadis yang berkaitan dengan ṣīgah al-tamrīḍ. Adapun masalah yang ada yaitu tentang jatuhnya kualitas hadis ketika sanad dan matan hadis tersebut menggunakan ṣīgah al-tamrīḍ pada redaksi hadis. Disinilah para ulama berbeda pendapat disebabkan zaman yang berbeda sebagaimana ulama mutaqaddimin tidak mempermasalahkan bentuk kalimat yang menggunakan ṣīgah al-tamrīḍ disebabkan kebiasaan ulama terdahulu mereiwayatkan hadis. Tapi, ulama pertengahan seperti as-Suyūṭī dan Ibn Ḥajar mulai mempermasalahkan hadis yang menggunakan bentuk kalimat ṣīgah al-tamrīḍ, tapi belum begitu tegas. Nah, ulama kontemporer seperti al-Albānī mulai melihat bahwa kaidah ini penting karena redaksi hadis menggunakan bentuk ṣīgah al-tamrīḍ itu tidak jelas, sehingga dapat terindikasi ḍaīf walaupun hadis Bukhārī yang dinilai para ulama ṣaḥīḥ.