{"title":"陀螺的数学学习从不同的学习理论的角度来看","authors":"S. Sulistiawati","doi":"10.25157/TEOREMA.V4I1.1932","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Pembelajaran Matematika GASING lahir sebagai alternatif jawaban atas fakta bahwa matematika menjadi salah satu mata pelajaran yang ditakuti oleh siswa-siswa di Indonesia, sehingga siswa cenderung lemah dalam kemampuan konsep matematika. Tujuan penelitian ini untuk menyelidiki bagaimanakah Pembelajaran Matematika GASING jika ditinjau dari perspektif teori-teori belajar. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, jenis yang non interaktif tipe analisis konsep, yang dilakukan dengan penelaahan terhadap teori-teori. Hasil dari penelitian ini adalah Pembelajaran Matematika GASING memiliki kesesuaian dengan teori belajar behavioristik, humanistik, kognitif, dan konstruktivistik. Pembelajaran Matematika GASING sesuai dengan teori belajar behavioristik yang dikemukakan oleh Thorndike tentang hukum kesiapan, hukum latihan, dan hukum akibat. Selain itu, Pembelajaran Matematika GASING juga sesuai dengan teori belajar humanistik pemikiran Combs, yaitu siswa memiliki perasaan senang yang membuat siswa belajar sesuai kemauan sendiri tapa terpaksa. Berikutnya, Pembelajaran Matematika GASING sesuai dengan teori belajar kognitif pemikiran Kohler, yaitu belajar dilakukan dengan cara bermain dan mengeksplorasi dengan benda nyata atau alat peraga (tahap konkret), proses mental atau mencongak siswa juga dapat menemukan jawaban atas persoalan yang dihadapi melalui faktor AHA ( Insight ). Lebi lanjut, Pembelajaran Matematika GASING sesuai dengan teori konstruktivistik Dewey, yaitu siswa terlibat aktif seperti yang terjadi pada proses pembelajaran tahap konkret, siswa melakukan hands on activity , sesuai dengan teori konstrukvistik Piaget bahwa siswa melibatkan indra penglihatan, pendengaran, perabaan, dan pengecapan dalam proses pembelajaran, dan juga sesuai dengan teori konstruktivistik Bruner yaitu discovery bahwa siswa dibimbing untuk menemukan konsep secara umum dari proses bukti secara induktif. Kata Kunci: Pembelajaran Matematika GASING, Teori-Teori Belajar, Psikologi Pembelajaran, Titik kritis GASING","PeriodicalId":416905,"journal":{"name":"TEOREMA : Teori dan Riset Matematika","volume":"49 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2019-03-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"3","resultStr":"{\"title\":\"PEMBELAJARAN MATEMATIKA GASING DITINJAU DARI BERBAGAI PERSPEKTIF TEORI BELAJAR\",\"authors\":\"S. Sulistiawati\",\"doi\":\"10.25157/TEOREMA.V4I1.1932\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Pembelajaran Matematika GASING lahir sebagai alternatif jawaban atas fakta bahwa matematika menjadi salah satu mata pelajaran yang ditakuti oleh siswa-siswa di Indonesia, sehingga siswa cenderung lemah dalam kemampuan konsep matematika. Tujuan penelitian ini untuk menyelidiki bagaimanakah Pembelajaran Matematika GASING jika ditinjau dari perspektif teori-teori belajar. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, jenis yang non interaktif tipe analisis konsep, yang dilakukan dengan penelaahan terhadap teori-teori. Hasil dari penelitian ini adalah Pembelajaran Matematika GASING memiliki kesesuaian dengan teori belajar behavioristik, humanistik, kognitif, dan konstruktivistik. Pembelajaran Matematika GASING sesuai dengan teori belajar behavioristik yang dikemukakan oleh Thorndike tentang hukum kesiapan, hukum latihan, dan hukum akibat. Selain itu, Pembelajaran Matematika GASING juga sesuai dengan teori belajar humanistik pemikiran Combs, yaitu siswa memiliki perasaan senang yang membuat siswa belajar sesuai kemauan sendiri tapa terpaksa. Berikutnya, Pembelajaran Matematika GASING sesuai dengan teori belajar kognitif pemikiran Kohler, yaitu belajar dilakukan dengan cara bermain dan mengeksplorasi dengan benda nyata atau alat peraga (tahap konkret), proses mental atau mencongak siswa juga dapat menemukan jawaban atas persoalan yang dihadapi melalui faktor AHA ( Insight ). Lebi lanjut, Pembelajaran Matematika GASING sesuai dengan teori konstruktivistik Dewey, yaitu siswa terlibat aktif seperti yang terjadi pada proses pembelajaran tahap konkret, siswa melakukan hands on activity , sesuai dengan teori konstrukvistik Piaget bahwa siswa melibatkan indra penglihatan, pendengaran, perabaan, dan pengecapan dalam proses pembelajaran, dan juga sesuai dengan teori konstruktivistik Bruner yaitu discovery bahwa siswa dibimbing untuk menemukan konsep secara umum dari proses bukti secara induktif. Kata Kunci: Pembelajaran Matematika GASING, Teori-Teori Belajar, Psikologi Pembelajaran, Titik kritis GASING\",\"PeriodicalId\":416905,\"journal\":{\"name\":\"TEOREMA : Teori dan Riset Matematika\",\"volume\":\"49 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2019-03-31\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"3\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"TEOREMA : Teori dan Riset Matematika\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.25157/TEOREMA.V4I1.1932\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"TEOREMA : Teori dan Riset Matematika","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.25157/TEOREMA.V4I1.1932","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
PEMBELAJARAN MATEMATIKA GASING DITINJAU DARI BERBAGAI PERSPEKTIF TEORI BELAJAR
Pembelajaran Matematika GASING lahir sebagai alternatif jawaban atas fakta bahwa matematika menjadi salah satu mata pelajaran yang ditakuti oleh siswa-siswa di Indonesia, sehingga siswa cenderung lemah dalam kemampuan konsep matematika. Tujuan penelitian ini untuk menyelidiki bagaimanakah Pembelajaran Matematika GASING jika ditinjau dari perspektif teori-teori belajar. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, jenis yang non interaktif tipe analisis konsep, yang dilakukan dengan penelaahan terhadap teori-teori. Hasil dari penelitian ini adalah Pembelajaran Matematika GASING memiliki kesesuaian dengan teori belajar behavioristik, humanistik, kognitif, dan konstruktivistik. Pembelajaran Matematika GASING sesuai dengan teori belajar behavioristik yang dikemukakan oleh Thorndike tentang hukum kesiapan, hukum latihan, dan hukum akibat. Selain itu, Pembelajaran Matematika GASING juga sesuai dengan teori belajar humanistik pemikiran Combs, yaitu siswa memiliki perasaan senang yang membuat siswa belajar sesuai kemauan sendiri tapa terpaksa. Berikutnya, Pembelajaran Matematika GASING sesuai dengan teori belajar kognitif pemikiran Kohler, yaitu belajar dilakukan dengan cara bermain dan mengeksplorasi dengan benda nyata atau alat peraga (tahap konkret), proses mental atau mencongak siswa juga dapat menemukan jawaban atas persoalan yang dihadapi melalui faktor AHA ( Insight ). Lebi lanjut, Pembelajaran Matematika GASING sesuai dengan teori konstruktivistik Dewey, yaitu siswa terlibat aktif seperti yang terjadi pada proses pembelajaran tahap konkret, siswa melakukan hands on activity , sesuai dengan teori konstrukvistik Piaget bahwa siswa melibatkan indra penglihatan, pendengaran, perabaan, dan pengecapan dalam proses pembelajaran, dan juga sesuai dengan teori konstruktivistik Bruner yaitu discovery bahwa siswa dibimbing untuk menemukan konsep secara umum dari proses bukti secara induktif. Kata Kunci: Pembelajaran Matematika GASING, Teori-Teori Belajar, Psikologi Pembelajaran, Titik kritis GASING