{"title":"FAKTOR YANG BERKONTRIBUSI PADA KEIKUSERTAAN SEKTOR FORMAL DALAM SKEMA ASURANSI KESEHATAN SOSIAL: NARATIVE REVIEW","authors":"Haerawati Idris, Rahmatillah Razak, Nurmalia Ermi","doi":"10.7454/eki.v8i1.6647","DOIUrl":"https://doi.org/10.7454/eki.v8i1.6647","url":null,"abstract":"Berbagai negara di dunia telah berupaya menuju target Universal health coverage, termasuk negara dengan penghasilan rendah dan menengah. Meskipun bersifat mandatory, sektor formal tidak secara otomatis ikut menjadi peserta dalam asuransi kesehatan sosial. Studi ini bertujuan untuk menggambarkan faktor yang berkontribusi keikusertaan sektor formal dalam asuransi kesehatan sosial. Penelitian ini menggunakan pendekatan naratif review. Studi ini berfokus pada faktor yang ikut berkontribusi pada keikutsertaan sektor formal dalam skema asuransi kesehatan sosial. Kami mengidentifikasi artikel yang terpilih sesuai dengan kriteria inklusi meliputi sektor formal, bahasa inggris dan bahasa Indonesia, mengadopsi asuransi sosial dan artikel yang terbuka untuk diakses. Kami kemudian mengumpulkan artikel terpilih dan akhirnya, kami mensintesis apa saja faktor yang berkontribusi akan kepesertaan sektor formal dalam skema asuransi kesehatan sosial. Kami menemukan bahwa keikutsertaan sektor formal ke dalam asuransi kesehatan sosial berkaitan dengan faktor: skema wajib, pengetahuan sektor usaha/perusahaan, finansial perusahaan, jenis perusahaan, risiko yang mungkin dialami perusahaan dan persepsi terhadap kualitas pelayanan kesehatan yang tersedia. Studi ini menemukan beberapa faktor yang berkontribusi pada keikutsertaan sector usaha dalam asuransi kesehatan sosial. Factor yang bersifat struktur/kebijakan, pengetahuan tentang kebijakan asuransi sosial dan kualitas layanan dari supply side perlu menjadi perhatian pemerintah dalam upaya perluasan pada kelompok ini.","PeriodicalId":427313,"journal":{"name":"Jurnal Ekonomi Kesehatan Indonesia","volume":"6 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-07-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128018046","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Syarif Rahman Hasibuan, Sabarinah Sabarinah, Ede Surya Darmawan
{"title":"Korelasi Faktor Risiko Usia Pasien dengan Kasus dan Biaya Rawat Inap Penyakit Jantung di Indonesia (Analisis Serial Waktu Program Jaminan Kesehatan Nasional 2015-2021)","authors":"Syarif Rahman Hasibuan, Sabarinah Sabarinah, Ede Surya Darmawan","doi":"10.7454/eki.v8i1.6829","DOIUrl":"https://doi.org/10.7454/eki.v8i1.6829","url":null,"abstract":"Penelitian ini menganalisis hubungan antara usia pasien dengan kasus, dan biaya rawat inap penyakit jantung di Indonesia. Desain penelitian ini adalah kuantitatif potong lintang menggunakan data sampel terbuka dari BPJS Kesehatan. Unit sampel pada penelitian ini adalah kasus rawat inap peserta program Jaminan Kesehatan Nasional 2015-2021 dengan jumlah sampel 43.921 yang dibobotkan menjadi 3.901.373 kasus rawat inap. Hasil penelitikan ini menunjukkan terjadi peningkatan kasus dan total biaya rawat inap penyakit jantung pada 2015-2019, namun turun saat pandemi Covid-19. Rata-rata biaya rawat inap penyakit jantung per kasus adalah 7,5 juta rupiah per tahun. Rata-rata biaya tertinggi per kasus adalah 185,47 juta rupiah per tahun; biaya terendah 1,5 juta rupiah per tahun; dan rata-rata total biaya 3,99 Triliun rupiah per tahun. Akumulasi biaya tahun 2015-2021 adalah 27,94 Triliun rupiah. Korelasi spearman menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara usia dengan kasus, rata-rata dan total biaya rawat inap dengan kekuatan korelasi dan pola yang bervariasi. Korelasi dengan pola negatif hanya terjadi pada usia dengan rata-rata biaya rawat inap yang artinya semakin tinggi usia, maka rata-rata biaya rawat inap semakin rendah.","PeriodicalId":427313,"journal":{"name":"Jurnal Ekonomi Kesehatan Indonesia","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-07-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128274157","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Hubungan Karakteristik Pasien, Prosedur, dan Penyakit Penyerta Dengan Biaya Langsung Medis Pada Pasien Rawat Inap Jantung Koroner","authors":"Rita Wahyuni, Eri Witcahyo, Yennike Tri Herawati","doi":"10.7454/eki.v8i1.6240","DOIUrl":"https://doi.org/10.7454/eki.v8i1.6240","url":null,"abstract":"Penyakit jantung koroner menjadi penyakit katastropik yang menimbulkan beban biaya pengobatan yang tinggi. Di RSUD Dr.Iskak Tulungagung, jantung koroner menjadi penyakit dengan biaya tertinggi. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa besarnya biaya langsung medis pasien jantung koroner mencapai lebih dari 50% dari total biaya pengobatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor yang mempengaruhi besarnya biaya langsung medis pada pasien rawat inap jantung koroner yang meliputi: karakteristik pasien, prosedur medis, dan penyakit penyerta Penelitian analitik ini menggunakan desain cross sectional. Sampel penelitiannya adalah pasien rawat inap jantung koroner di RSUD Dr.Iskak Tulungagung yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi yaitu sebanyak 125 sampel. Pengambilan sampel dengan systematic random sampling. Data dianalisis menggunakan uji Spearman Rho dan uji Eta. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar pasien berusia 56-65 tahun, mayoritas laki-laki dengan lama rawat inap sebagian besar selama ≤ 3 hari. Mayoritas menjalani prosedur invasif dan sebagian besar memiliki penyakit penyerta. Rata-rata biaya langsung medis tahun 2020 Rp 26.788.964 sedangkan tahun 2021 Rp 31.553.045. Tiga biaya terbesar yaitu dari biaya cath lab, obat-obatan, dan tindakan dokter dan keperawatan. Prosedur medis dan penyakit penyerta menjadi faktor yang mempengaruhi besarnya biaya langsung medis.","PeriodicalId":427313,"journal":{"name":"Jurnal Ekonomi Kesehatan Indonesia","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-07-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130330447","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"THE POTENTIAL OF ECONOMIC LOSS DUE TO STUNTING IN INDONESIA","authors":"E. Suryana, Miftahul Azis","doi":"10.7454/eki.v8i1.6796","DOIUrl":"https://doi.org/10.7454/eki.v8i1.6796","url":null,"abstract":"Stunting cases continue to increase, along with the high risk of undernutrition, the increasing prevalence of malnutrition, and decreasing productivity. If this condition is not handled correctly, it can affect Indonesia's development performance, inequality, and poverty. Stunting can hinder economic growth and labor productivity, affecting 11% of GDP (gross domestic product) and reducing the income of adult workers by up to 20%. Based on this, it is necessary to make prevention and control efforts in nutrition intervention activities an economic investment. Therefore, this study estimates the economic potential lost due to stunting in children under five. This descriptive study is based on processing secondary data from various related agencies. We employed Konig's formula and correction factors from Horton's study. The results of this study show that the incidence of stunting in children under five in Indonesia in 2021 was 24.4%. Nationally, Indonesia has the potential for economic loss due to stunting in toddlers, which ranges from IDR 15,062 to IDR 67,780 billion. These are equivalent to a range of 0.89-3.99% of the total GDP in 2021 (IDR 16,970.8 trillion).","PeriodicalId":427313,"journal":{"name":"Jurnal Ekonomi Kesehatan Indonesia","volume":"2673 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-07-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132839397","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"ANALISIS MANAJEMEN ANGGARAN PADA RUMAH SAKIT RUJUKAN DI MASA PANDEMI COVID-19","authors":"Helena Turnip, Prastuti Soewondo","doi":"10.7454/eki.v7i2.5993","DOIUrl":"https://doi.org/10.7454/eki.v7i2.5993","url":null,"abstract":"Manajemen anggaran merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban pengelolaan anggaran kas yang didistribusikan oleh pemerintah kepada instansi rumah sakit sehingga anggaran yang diberikan oleh pemerintah pusat dapat dipergunakan secara efektif, efisien dan tepat sasaran. Untuk mengkaji dan mengeksplorasi manajemen anggaran pada rumah sakit di Indonesia di masa pandemi COVID-19 berkaitan dengan anggaran pengadaan APD dan sarana prasarana di rumah sakit sebagai upaya penanggulangan pandemi COVID-19. APD merupakan salah satu instrumen krusial yang harus digunakan oleh seluruh tenaga medis dalam melaksanakan tugasnya, hal ini memicu peningkatan anggaran pengadaan APD. Literature review dengan mengkaji penelitian terdahulu yang relevan. Manajemen anggaran dalam rumah sakit belum terkategori efektif dan efisien sehingga diperlukan perencanaan dan manajemen anggaran yang lebih matang bagi rumah sakit untuk mengelola anggaran. Pengalokasian dana yang dilakukan pada beberapa rumah sakit di Indonesia direalisasikan dengan melakukan pembelian alat dan juga perlengkapan APD untuk menambahkan sarana dan prasarana yang digunakan dalam penanggulangan COVID-19.","PeriodicalId":427313,"journal":{"name":"Jurnal Ekonomi Kesehatan Indonesia","volume":"6 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132474848","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"TELEMEDICINE PAYMENT SYSTEM BASED ON QUALITY: A SCOPING REVIEW","authors":"Z. H. Fatma, Ryan Rachmad Nugraha","doi":"10.7454/eki.v7i2.5559","DOIUrl":"https://doi.org/10.7454/eki.v7i2.5559","url":null,"abstract":"Telemedicine has been proven to improve access to care. However, it is still not sure how a payment system can accommodate high-quality telemedicine services. This paper aims to study the available payment system to accommodate telemedicine with a focus on health services quality. We conducted a scoping review of the telemedicine payment system and telemedicine quality through the PubMed and CINAHL databases including primary research, literature reviews, and expert opinion, aside from policy documents. The number of records identified through the database was 286. In addition, 195 were screened after removing duplicates, and 28 papers were included in the review after meeting the inclusion criteria. From a close look, it is concluded that, in its vast options of care, telemedicine practice can be tailored to payment systems that can be accommodated to quality. According to our review, the type of payment model used to fund telemedicine services could either bolster or hinder quality improvement, depending on the setting. Furthermore, concerns such as lack of standard reimbursement policy and privacy concerns need to be mitigated early to accommodate the integration of telemedicine into the existing payment system.","PeriodicalId":427313,"journal":{"name":"Jurnal Ekonomi Kesehatan Indonesia","volume":"3 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131974312","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"BIAYA PENGOBATAN PASIEN RAWAT INAP COVID-19 DI RUMAH SAKIT X TAHUN 2021","authors":"Reli Giusman, Atik Nurwahyuni","doi":"10.7454/eki.v7i2.5797","DOIUrl":"https://doi.org/10.7454/eki.v7i2.5797","url":null,"abstract":"Pandemi COVID-19 telah menyebabkan berbagai rumah sakit di dunia mengalami kesulitan dalam memberikan pelayanan karena jumlah pasien melonjak dengan waktu singkat. Pandemi yang meluas dengan mortalitas yang tinggi di berbagai belahan negara mengakibatkan rawat inap pasien karena penyakit COVID-19 menjadi tinggi sehingga biaya perawatannya pun mengalami peningkatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk melakukan analisis biaya pengobatan COVID-19 pasien rawat inap Rumah Sakit X. Data yang digunakan adalah data sekunder yang berasal dari data INA-CBGs dan rekam medis sebanyak 1,196 sampel dalam periode Agustus 2020 sampai dengan April 2021. Uji statistik menggunakan Mann Whitney Test, Kruskal Wallis Test dan Spearman Test. Hasil penelitian menunjukkan biaya rata-rata pengobatan pasien rawat inap COVID-19 di RS X adalah Rp 43,595,339.94. Selisih biaya riil pengobatan pasien rawat inap COVID-19 dengan biaya klaim sebesar positif Rp. 48,622,313.07. Faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan biaya pengobatan pasien rawat inap COVID19 di RS X adalah usia lanjut (> 60 tahun), jenis kelamin laki-laki, tingkat pendidikan perguruan tinggi, tingkat keparahan dengan gejala sedang, memiliki penyakit penyerta, lama rawat, status keluar dengan sembuh, Dokter Penanggung Jawab Pasien (DPJP) adalah spesialis paru dan kolaborasi dokter > 3 dokter.","PeriodicalId":427313,"journal":{"name":"Jurnal Ekonomi Kesehatan Indonesia","volume":"34 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125438171","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
A. Maulana, Ruli E Al Faizin, Kalsum Komaryani, Farah Purwaningrum, Hasbullah Thabrany
{"title":"KAJIAN ATAS RISIKO KELOMPOK USIA DAN KLAIM RUMAH SAKIT (RS) COVID-19 DI INDONESIA, 2020 – 2021","authors":"A. Maulana, Ruli E Al Faizin, Kalsum Komaryani, Farah Purwaningrum, Hasbullah Thabrany","doi":"10.7454/eki.v7i2.5407","DOIUrl":"https://doi.org/10.7454/eki.v7i2.5407","url":null,"abstract":"Penelitian ini menganalisis risiko COVID-19 untuk kelompok usia dan korelasinya dengan tingkat keparahan, durasi rawat inap (Length of Stay/LOS), klaim rumah sakit, dan status keluar pasien rawat inap rumah sakit. Definisi dari kelompok usia adalah dari anak-anak, usia produktif, dan usia lanjut. Pertengahan tahun 2020 pemerintah Indonesia menetapkan pembatasan sosial di beberapa daerah seiring dengan peningkatan kasus COVID-19 namun situasi ekonomi diharapkan tetap berjalan. Namun dalam melakukan kegiatan ekonomi akan mempunyai risiko lebih tinggi ketika mereka melakukan kegiatan ekonomi, apalagi jika mereka menggunakan transportasi publik ke lokasi pekerjaan mereka. Penelitian ini juga mengukur signifikansi perbedaan dalam penerapan Pedoman Pencegahan dan Pengendalian COVID-19 Pedoman Revisi Ke-4 dan Ke-5 dan dampaknya terhadap durasi rawat inap dan klaim RS untuk pasien rawat inap. Penelitian ini menggunakan data E-Klaim Kementerian Kesehatan dengan total 206 ribu pasien rawat inap COVID-19 seluruh Indonesia antara Maret 2020 sampai dengan Januari 2021. Temuan awal adalah anak-anak mempunyai proporsi tingkat kesembuhan paling tinggi dibandingkan usia produktif, dan usia lanjut mempunyai tingkat kesembuhan paling rendah untuk status pasien keluar rawat inap. Sedangkan proporsi meninggal menunjukkan hal yang sebaliknya untuk status pasien keluar rawat inap. Hasil dari regresi hampir semua variabel mempunyai pengaruh yang berarti terhadap klaim pasien rawat inap COVID-19.","PeriodicalId":427313,"journal":{"name":"Jurnal Ekonomi Kesehatan Indonesia","volume":"242 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133033170","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"THE ANALYSIS OF DIABETES SELF-MANAGEMENT IMPLEMENTATION ON TYPE 2 DIABETES MELLITUS PATIENTS: A PROTOCOL FOR SYSTEMATIC REVIEW AND META-ANALYSIS","authors":"Zhafirah Salsabila, A. Sjaaf","doi":"10.7454/eki.v7i2.6100","DOIUrl":"https://doi.org/10.7454/eki.v7i2.6100","url":null,"abstract":"Diabetes is the fourth leading cause of death in the world. Ninety percent of the world's DM cases are dominated by type 2. International Diabetes Federation predicted the incidence and mortality rate of diabetes are increasing by 2045. Diabetes causes macrovascular complications that contribute to cardiovascular death, and microvascular which a risk factor for blindness, lower-extremity amputation, kidney failure, and death. One of the efforts to control complications from diabetes is done through diabetes self-management consists of education, medical nutrition therapy, pharmacological therapy, and physical exercise. The main purpose of implementing DSM is that patients can prevent or slow the onset of complications from diabetes itself. This study aims to summarize and systematically synthesize the clinical and non-clinical effectiveness and resume the cost-analysis of DSM implementation. Several electronic databases will be used: Medline via PubMed, and Embase. The complete evidence will be summarized and critically appraised using Cochrane guidelines and JBI Critical Appraisal Checklist for RCT and cohort studies. In terms of analysis, we will qualitative-quantitatively appraise and present the studies that meet our inclusion criteria. We are expected to summarize the quality and capture the valuable insights related to the study of effectiveness in implementing diabetes self-management of T2DM.","PeriodicalId":427313,"journal":{"name":"Jurnal Ekonomi Kesehatan Indonesia","volume":"10 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114915896","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Immanuel Natanael Tarigan, Feni Dwi Lestari, Ede Surya Darmawan
{"title":"PENUNDAAN PEMBAYARAN KLAIM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL OLEH BPJS KESEHATAN DI INDONESIA: SEBUAH SCOPING REVIEW","authors":"Immanuel Natanael Tarigan, Feni Dwi Lestari, Ede Surya Darmawan","doi":"10.7454/eki.v7i2.6136","DOIUrl":"https://doi.org/10.7454/eki.v7i2.6136","url":null,"abstract":"Sejak pertama kali diimplementasikan, pemanfaatan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) semakin meningkat setiap tahun. Saat ini hampir semua rumah sakit melayani pasien JKN. Namun demikian, proses pembayaran klaim JKN tidak berjalan dengan mulus serta sering terjadi penundaan pembayaran. Hal ini menyebabkan hambatan di rumah sakit, terutama rumah sakit pemerintah yang mayoritas pasiennya adalah pasien JKN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya penundaan pembayaran klaim serta faktor-faktor apa yang terlibat dalam penundaan pembayaran klaim JKN oleh BPJS Kesehatan (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan) di rumah sakit pemerintah. Studi ini dilakukan dengan metode scoping review dengan pedoman Arksey dan O’Malley. Studi dilakukan dengan mengikutsertakan publikasi dari tahun 2014 hingga 2022. Pencarian literatur dilakukan pada 3 database elektronik dan pencarian tambahan, menemukan sebanyak 530 studi. Sebanyak 35 studi dianalisis dalam penelitian ini, terdiri atas rumah sakit tipe A hingga D, milik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Studi menemukan bahwa besar penundaan pembayaran klaim pasien JKN sekitar 2,5-47,7% per bulannya. Adapun beberapa faktor yang ditemukan erat hubungannya penundaan pembayaran klaim ini adalah kelengkapan administrasi, jumlah tenaga, kemampuan dan ketelitian koder, kelengkapan penulisan resume medis oleh dokter penanggung jawab pasien, komunikasi yang baik antara dokter penanggung jawab pasien dan koder, pemanfaatan verifikator internal, dukungan sarana dan prasarana serta adanya standar prosedur operasional.","PeriodicalId":427313,"journal":{"name":"Jurnal Ekonomi Kesehatan Indonesia","volume":"18 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"120948961","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}