{"title":"Universalitas Ajaran Islam","authors":"Fadhlina Arief Wangsa","doi":"10.24252/tahdis.v10i1.10065","DOIUrl":"https://doi.org/10.24252/tahdis.v10i1.10065","url":null,"abstract":"Penjelasan tentang konsep Studi Islam Komprenhensif dalam perspektif Qur’an dan Hadis Nabi SAW. menunjukkan bahwa Islam adalah agama yang Universal. Kata Islam tidak mempunyai hubungan dengan orang, golongan dan negri tertentu. Islam adalah nama yang diberikan oleh Allah SWT. yang tidak hanya mendatangkan rahmat bagi manusia, tetapi lebih dari itu, Islam datang untuk rahmat bagi alam semesta. Tidak hanya bagi manusia, tapi juga binatang, tumbuh-tumbuhan, dan lingkungan alam semesta. Di sisi lain, Islam juga merupakan ajaran yang sempurna dan menyeluruh yang mengatur keseimbangan hidup, antara dunia dan akhirat, membahas aspek-aspek kehidupan secara menyeluruh. Hadis yang terkait dengan berbuat baik pada hewan sembelihan, dengan cara menajamkan pisau, larangan menelantarkan tanah. Demikianlah ajaran Islam, yang tak dapat dilihat atau difahami secara parsial saja, yang dikhawatirkan akan menimbulkan kesalah fahaman tentang Islam itu sendiri. Oleh sebab itu, Allah memerintahkan untuk masuk ke dalam Islam secara menyeluruh.","PeriodicalId":365349,"journal":{"name":"Tahdis: Jurnal Kajian Ilmu Al-Hadis","volume":"136 5","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-08-16","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134504893","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"NILAI KESANTUNAN DALAM UNIVERSALITAS ZIKIR: ANALISIS SUFISTIK TERHADAP HADIS ZIKIR","authors":"Muhsin Mahfudz Batong","doi":"10.24252/tahdis.v10i1.7791","DOIUrl":"https://doi.org/10.24252/tahdis.v10i1.7791","url":null,"abstract":"Sebagaimana pembahasan di atas, zikir dalam pengertian tradisi sufistik hanya beracu pada dua makna yaitu “mengingat” dan “menyebut”. Tetapi ternyata berdasarkan penelusuran kata zikir dalam al-Qur’an, makna lain dapat ditemukan dalam Q.S. Ali Imran (3): 191. Bahwa suasana aktif, seorang dapat saja berzikir. Aktif atau bekerja dilambangkan dengan kata “berdiri”, “duduk” dan “berbaring”. Tiga kata tersebut jelas sekali merupakan esensi gerak manusia sepanjang sejarah. Jika berdiri maka seorang tidak duduk atau berbaring, jika duduk seorang tidak akan berdiri dan berbaring pada saat yang bersamaan, demikian seterusnya gerakan segi tiga tersebut. Metode yang digunakan dalam artikel ini adalah analisis tahlili dengan pendekatan sufistik. Berdasarkan metode tersebut ditemukan bahwa implikasi makna zikir adalah perlunya zikir tetap hadir dalam relung spiritual manusia. Aktifitas kebaikan seseorang tidak mengahalanginya dari mengingat maupun menyebut Allah Sang Pencipta dan Pengatur di jagad ini. Bahkan, tradisi zikir dapat membentuk pribadi yang santun, baik kepada Allah maupun kepada manusia dan lingkungan. Dengan demikian, zikir yang ditradisikan oleh para sufi di dunia tarekat tidak boleh berhenti pada makna mengingat dan menyebut saja, tetapi harus lebih identik lagi dengan aktivitas. Zikir dalam makna ini, secara fungsional, lebih mampu menjadi alat kontrol dalam setiap gerak gerik keseharian manusia","PeriodicalId":365349,"journal":{"name":"Tahdis: Jurnal Kajian Ilmu Al-Hadis","volume":"142 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127320224","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Kualitas Digitalisasi Hadis: Analisis SWOT pada Aplikasi OOH","authors":"A. D. Tajang","doi":"10.24252/tahdis.v10i1.9796","DOIUrl":"https://doi.org/10.24252/tahdis.v10i1.9796","url":null,"abstract":"Facing the digital era and industrial revolution 4.0, the development of the quantity and quality of information services, especially in the development of hadith science in Indonesia is expected to increase significantly in order to reach all communities, especially for people who live in 3T (Terdepan, Tertinggal, Terluar). However, at present the quantity and quality of information technology in the development of hadith science in Indonesia has not been satisfactory, especially by people living in the 3T area. This research, trying to answer the challenges through a SWOT analysis of the One Day One Hadith (OOH) application on the Android operating system. The results of the study show that there are advantages and opportunities that are owned, but there are some weaknesses and threats to be followed up as early as possible in advancing literacy and understanding of Islam, especially in the science of hadith to Muslims in Indonesia.","PeriodicalId":365349,"journal":{"name":"Tahdis: Jurnal Kajian Ilmu Al-Hadis","volume":"51 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129239396","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Bercocok Tanam dalam Perspektif Hadis: Analisis Tekstual dan Kontekstual","authors":"Muhammad Ali","doi":"10.24252/tahdis.v10i1.9841","DOIUrl":"https://doi.org/10.24252/tahdis.v10i1.9841","url":null,"abstract":"Farming is a typical way for human beings in order to provide food for survival in life and is frequently done in an area close to their settlement. To guarantee the availability of food for daily life, human beings farm a variety of plants not olny for their own needs, but also for generations to come. This writing is aimed at assessing and analyzing a farming-related hadith on both its sanad and matan. From sanad and matan perspective, the hadith is sound ( sahih ). Analyzing the hadith text and context, it is found that many lessons may be learnt, particularly the emphasis of the hadith on human effort to do farming in all seasons and occasions, since the harvest may be beneficial for them or for the others. The long term benefits of the farming is to ensure that the earth is and will always be a fertile ground for human beings to live, and to ensure the availability of food for all. From Islamic perspective, the benefits for others may act as the farmers’ wordly philantrophic actions, and may lead to heavenly endless regards","PeriodicalId":365349,"journal":{"name":"Tahdis: Jurnal Kajian Ilmu Al-Hadis","volume":"28 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124215447","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"The Power of Niat Sebagai Landasan Etos Kerja Perspektif Hadis","authors":"Muhammad Ali","doi":"10.24252/TAHDIS.V9I2.7536","DOIUrl":"https://doi.org/10.24252/TAHDIS.V9I2.7536","url":null,"abstract":"Hadith of the Prophet is one of the main sources of Islamic teaching, by which Muslims all over the world are firmly referring to in all their activities. Thus, Muslims undeniably and unquestionably follow all the rules structured within the Prophetic hadith in their day to day life. Hadith stating that all actions should be based on their intention ( niat ) is sound ( s } ah } i > h } ), on both its chain of transmission and its content. This article will explore the meaning containing within the hadith which states that all human deeds should be based on their intentions. This article will also explore the role of intention in establishing work ethos and its implication in human life.","PeriodicalId":365349,"journal":{"name":"Tahdis: Jurnal Kajian Ilmu Al-Hadis","volume":"22 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-03-06","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130953141","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PEMINANGAN DALAM ISLAM (PERSPEKTIF HADIS NABI SAW)","authors":"A. Darussalam","doi":"10.24252/tahdis.v9i2.7537","DOIUrl":"https://doi.org/10.24252/tahdis.v9i2.7537","url":null,"abstract":"The purpose of this research is to find out and explain the meaning contained in the hadith about khitbah. This research is a library research consisting of the books of hadith, verses of the Qur'an and supporting data as well as information needed to interpret the data by referring to the explanations of the scholars in the books of hadith, tafseer and so forth. Analysis of the hadith about khitbah is divided into 3 parts: the essence of khitbah, the rules related to khitbah and wisdom (hikmah) from khitbah. This research is expected to contribute ideas or can add information and enrich the treasures of Islamic intellectuals, provide an understanding of the hadith in particular the community about khitbah so that it knows the limits before and after khitbah and this research is useful as a guide in understanding and practice (sunnah) of Rasulullah saw.","PeriodicalId":365349,"journal":{"name":"Tahdis: Jurnal Kajian Ilmu Al-Hadis","volume":"10 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-03-06","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129121373","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Syekh Mahfudz al-Tarmasi: Muhaddis Nusantara","authors":"Ahmad Fauzan","doi":"10.24252/TAHDIS.V9I2.7525","DOIUrl":"https://doi.org/10.24252/TAHDIS.V9I2.7525","url":null,"abstract":"Artikel ini mengkaji tentang tokoh intelektual hadis nusantara yang karya-karyanya telah mendunia dengan latar belakang inspirasi dari fenomena tokoh-tokoh hadis nusantara yang terbilang begitu banyak seperti al-Raniri, Syekh Yasin al-Fadani, Syekh Hasyim Asy’ari dan Syekh Mahfud al-Tarmasi. Dalam tulisan ini secara khusus mengkaji salah satu tokoh hadis nusantara, yakni Syekh Mahfudz al-Tarmasi, baik dari sisi biografi, kontribusinya dalam bidang hadis, qira’ah, dan sanad. Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah konten analisis data dengan menggunakan studi literatur ( library research ). Hasil yang diharapkan dari tulisan ini bahwa keluasan keilmuan Syekh al-Tarmasi sebenarnya tidak terbatas pada disiplin hadis maupun ilmunya saja, akan tetapi juga pada disiplin ilmu lainnya seperti qira’ah, fikih dan lain sebagainya. Ulama-ulama Nusantara sebelum beliau juga banyak yang mempelajari hadis, namun perhatian yang mereka berikan tidak sebesar perhatian al-Tarmasi dalam disiplin hadis maupun ilmunya.","PeriodicalId":365349,"journal":{"name":"Tahdis: Jurnal Kajian Ilmu Al-Hadis","volume":"16 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-03-06","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127961841","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"HAJI BUDAYA DAN BUDAYA HAJI","authors":"Abdullah Thalib Thalib","doi":"10.24252/TAHDIS.V10I1.9856","DOIUrl":"https://doi.org/10.24252/TAHDIS.V10I1.9856","url":null,"abstract":"Haji sebagai budaya dan budaya dalam berhaji perspektif sosio-filosofis, menjadi tradisi yang serius diteliti dalam kehidupan keberagamaan dewasa ini, sebab dalam upacara ritual berhaji terkadang sebagian jamaah melupakan makana substansi atau ontologism dalam berhaji itu sendiri. Seharusnya para pelaksana haji sedapat mungkin memahaminya secara dhahiriyah dan bathiniyah atau teks dan konteks dalam pelaksanaan haji. Dalam peneluusuran tulisan ini menemukan Pertama, Haji budaya adalah pelaksanaan haji yang dilakukan oleh setiap umat Islam yang berkemampuan totalitas, secara hakiki ritualistik, spiritualistik dan nilai-nilai sosialistik yang dilakukan oleh orang-orang yang berhaji adalah sebuah budaya. Kedua, Para pelaksana haji baik yang berkemampuan lebih atau yang memaksa diri dalam rangka meraih tingkatan mabrur sebatas pada ritualisme belaka dan tidak memberikan nilai implikasi dari ke-hajiannya, merupakan budaya haji yang hura-hura mengejar prestise bukan prestasi dan kualitas. Hal inilah yang merusak kehidupan kemanusiaan secara individu dan kelompok seperti melakukan penyimpangan sepulang dari melaksanakan haji antara lain korupsi, kolusi dan nepotisme yang tidak wajar untuk dilakukan oleh para haji-haji.","PeriodicalId":365349,"journal":{"name":"Tahdis: Jurnal Kajian Ilmu Al-Hadis","volume":"34 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-02-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129015230","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"MANHAJ WAHIDUL ANAM DALAM MENULIS BUKU DEKONSTRUKSI KAIDAH ‘ADALAH AL-SHAHABAH IMPLIKASINYA TERHADAP STUDI ILMU HADIS","authors":"Wiwin Sri Winda Sari","doi":"10.24252/tahdis.v9i1.12479","DOIUrl":"https://doi.org/10.24252/tahdis.v9i1.12479","url":null,"abstract":"","PeriodicalId":365349,"journal":{"name":"Tahdis: Jurnal Kajian Ilmu Al-Hadis","volume":"31 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-06-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126694012","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Tekstualitas Hadis Nabi saw.: Telaah Kritis atas Pemikiran Kassim Ahmad","authors":"H. Hendri","doi":"10.24252/tahdis.v9i1.7522","DOIUrl":"https://doi.org/10.24252/tahdis.v9i1.7522","url":null,"abstract":"Hadis Nabi telah ada sejak awal perkembangan Islam adalah sebuah kenyataan yang tak dapat diragukan lagi. Memperlakukan hadis Nabi sebagai teks sejarah seperti yang dilakukan oleh banyak pemikir kontemporer maupun klasik sangatlah menarik. Tulisan ini mengkaji pemikiran Kassim Ahmad dalam kaitannya hadis sebagai teks sejarah, serta implikasinya. Bagi Kassim, hadis sebagai teks sejarah artinya ia berbeda dengan al-Qur‘an dan hadis berada pada posisi kedua setelah al-Qur’an, dalam istilah lain hadis tidak berbeda dengan buku-buku lainnya, yaitu tidak mutlak kebenarannya (bukan wahyu). Bagi Kassim, dengan menempatkan hadis sebagai teks sejarah, maka implikasi positif yang muncul adalah pentingnya sebuah kajian hermeneutika terhadap teks hadis tersebut. Dengan kajian ini, akan lebih mudah membongkar dan mendeteksi kepentingan-kepentingan tertentu yang menyelimuti hadis dalam bentuk teks tersebut. Karena, dalam hermeneutika hadis ada empat hal penting yang perlu direkonstruksi, yaitu pertama , dunia pengarang ( the world of the outher ), kedua , dunia teks ( the world of the texs ), ketiga , dunia rawi atau penyampai hadis ( the world of transformator ), dan keempat , dunia pembaca ( the world of the reader ). Masing-masing element ini menjalani suatu keterbukaan satu sama lain sehingga ada unsur saling memberi dan menerima yang kemudian memungkinkan bagi lahirnya mediator yang mengantarai masa lalu dan masa kini atau antara yang asing dan yang lazim sebagai bagian dalam usaha memahami.","PeriodicalId":365349,"journal":{"name":"Tahdis: Jurnal Kajian Ilmu Al-Hadis","volume":"172 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-06-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114152087","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}