Sistem Informasi Geografis Lokasi Prioritas Penanganan Stunting di Wilayah Perbatasan RI-RDTL, Kabupaten Timor Tengah Utara, NTT (Studi Kasus : Kecamatan Biboki Anleu)
{"title":"Sistem Informasi Geografis Lokasi Prioritas Penanganan Stunting di Wilayah Perbatasan RI-RDTL, Kabupaten Timor Tengah Utara, NTT (Studi Kasus : Kecamatan Biboki Anleu)","authors":"A. Lestari, Risald Risald, Fetronela Rambu Bobu","doi":"10.55338/jikomsi.v6i3.2070","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Stunting merupakan permasalahan kesehatan masyarakat yang memerlukan perhatian serius, terutama di wilayah perbatasan Republik Indonesia (RI) dan Republik Demokrat Timor-Leste (RDTL). Kabupaten Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan salah satu wilayah perbatasan RI-RDTL dan menjadi salah satu wilayah yang memiliki tingkat stunting yang signifikan. Kajian studi status gizi Indonesia (SSGI) pada tahun 2022 menunjukkan Kabupaten Timor Tengah Utara masuk dalam posisi 5 Kabupaten dengan prevalensi Stunting tertinggi dari 246 Kabupaten di Indonesia dengan nilai 46,7%. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan Sistem Informasi Geografis (SIG) berbasis website sebagai alat analisis dalam menentukan lokasi prioritas penanganan stunting di wilayah perbatasan RI-RDTL, dengan fokus pada Kecamatan Biboki Anleu. SIG digunakan untuk memetakan distribusi spasial stunting, mengidentifikasi faktor risiko yang berkaitan dengan stunting, dan memberikan rekomendasi lokasi prioritas penanganan stunting. Metode penelitian yang digunakan melibatkan survei lapangan, pengumpulan data kesehatan, serta pemanfaatan teknologi SIG untuk menganalisis distribusi spasial dan faktor risiko stunting. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada Tahun 2022 dari 9 Desa/Kelurahan di Kecamatan Biboki Anleu, terdapat konsentrasi kasus stunting di Kelurahan Ponu dan Desa Motadik. Dengan adanya SIG ini, diharapkan pihak terkait dapat mengambil keputusan yang lebih tepat dalam alokasi sumber daya untuk program penanganan stunting. Implementasi SIG berbasis website dalam penanganan stunting di wilayah perbatasan ini diharapkan dapat menjadi model untuk daerah-daerah lain yang menghadapi tantangan serupa dalam upaya peningkatan kesehatan Masyarakat.","PeriodicalId":517527,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Komputer dan Sistem Informasi (JIKOMSI)","volume":"134 2-3","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2024-01-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Ilmu Komputer dan Sistem Informasi (JIKOMSI)","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.55338/jikomsi.v6i3.2070","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Stunting merupakan permasalahan kesehatan masyarakat yang memerlukan perhatian serius, terutama di wilayah perbatasan Republik Indonesia (RI) dan Republik Demokrat Timor-Leste (RDTL). Kabupaten Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan salah satu wilayah perbatasan RI-RDTL dan menjadi salah satu wilayah yang memiliki tingkat stunting yang signifikan. Kajian studi status gizi Indonesia (SSGI) pada tahun 2022 menunjukkan Kabupaten Timor Tengah Utara masuk dalam posisi 5 Kabupaten dengan prevalensi Stunting tertinggi dari 246 Kabupaten di Indonesia dengan nilai 46,7%. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan Sistem Informasi Geografis (SIG) berbasis website sebagai alat analisis dalam menentukan lokasi prioritas penanganan stunting di wilayah perbatasan RI-RDTL, dengan fokus pada Kecamatan Biboki Anleu. SIG digunakan untuk memetakan distribusi spasial stunting, mengidentifikasi faktor risiko yang berkaitan dengan stunting, dan memberikan rekomendasi lokasi prioritas penanganan stunting. Metode penelitian yang digunakan melibatkan survei lapangan, pengumpulan data kesehatan, serta pemanfaatan teknologi SIG untuk menganalisis distribusi spasial dan faktor risiko stunting. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada Tahun 2022 dari 9 Desa/Kelurahan di Kecamatan Biboki Anleu, terdapat konsentrasi kasus stunting di Kelurahan Ponu dan Desa Motadik. Dengan adanya SIG ini, diharapkan pihak terkait dapat mengambil keputusan yang lebih tepat dalam alokasi sumber daya untuk program penanganan stunting. Implementasi SIG berbasis website dalam penanganan stunting di wilayah perbatasan ini diharapkan dapat menjadi model untuk daerah-daerah lain yang menghadapi tantangan serupa dalam upaya peningkatan kesehatan Masyarakat.