PELAYANAN KESEHATAN PRIMER SEBAGAI GATEKEEPER DAN KEBIJAKAN DISKUSI PEER REVIEW: ANTARA KUALITAS DAN REALITAS UNTUK MENURUNKAN KASUS RUJUKAN NON SPESIALISTIK

Zahrina Zahrina, Royasia Vicky Ramadhani, Khairun Nisa’il Hulwah, S. Nurlatifah, Aldi Andalan, Ascobat Gani, Golda Kurniawaty, Ery Setiawan
{"title":"PELAYANAN KESEHATAN PRIMER SEBAGAI GATEKEEPER DAN KEBIJAKAN DISKUSI PEER REVIEW: ANTARA KUALITAS DAN REALITAS UNTUK MENURUNKAN KASUS RUJUKAN NON SPESIALISTIK","authors":"Zahrina Zahrina, Royasia Vicky Ramadhani, Khairun Nisa’il Hulwah, S. Nurlatifah, Aldi Andalan, Ascobat Gani, Golda Kurniawaty, Ery Setiawan","doi":"10.7454/eki.v8i2.5482","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Hampir 80% sumber dana Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dibelanjakan dalam klaim di Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL). Keadaan ini mengindikasikan kegagalan fungsi gatekeeper di pelayanan kesehatan primer. Kapitasi berbasis kinerja diterapkan untuk memastikan biaya dan kualitas layanan primer dengan tingkat rujukan non-spesialis (RNS) sebagai salah satu parameter khusus. Kebijakan peer review merupakan diskusi antara BPJS Kesehatan, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Asosiasi Profesi dan Fasilitas kesehatan, Tim Kendali Mutu dan Kendali Biaya (KMKB) provinsi dan cabang serta stakeholder lain yang relevan untuk menentukan diagnosis yang wajib ditangani di FKTP. Hal ini dilakukan untuk mengakomodir dan meningkatkan kemampuan FKTP menangani pasien dan meminimalisir kasus rujukan. Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi implementasi diskusi peer review dan menggali lebih dalam kendala, tantangan dan potensi dari kebijakan peer review untuk mengoptimalkan fungsi gatekeeper FKTP. Metode penelitian, yaitu kualitatif dengan melakukan wawancara mendalam, FGD dan tinjauan literatur. Secara umum kebijakan peer review cukup baik dalam upaya megendalikan kasus rujukan terutama RNS. Namun, hasil evaluasi implementasi kebijakan “diskusi peer review” pada aspek komunikasi adalah masih kurangnya sosialisasi mengenai tata laksana rujukan berjenjang. Sumber daya terutama tenaga, alat dan obat masih belum memadai di FKTP untuk menjalankan kesepakatan peer review. Mekanisme pembayaran menjadi hal penting, misalnya kapitasi menyesuaikan risiko dan kapasitas FKTP ataupun mekanisme insentif. Penetapan PPK pada FKTP, batas dan wewenang medis yang jelas FKTP dan FKRTL. Serta peran, kerjasama dan koordinasi stakeholder perlu ditingkatkan dalam memperkuat prasyarat infrastruktur FKTP.","PeriodicalId":427313,"journal":{"name":"Jurnal Ekonomi Kesehatan Indonesia","volume":"59 21","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2024-03-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Ekonomi Kesehatan Indonesia","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.7454/eki.v8i2.5482","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

Abstract

Hampir 80% sumber dana Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dibelanjakan dalam klaim di Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL). Keadaan ini mengindikasikan kegagalan fungsi gatekeeper di pelayanan kesehatan primer. Kapitasi berbasis kinerja diterapkan untuk memastikan biaya dan kualitas layanan primer dengan tingkat rujukan non-spesialis (RNS) sebagai salah satu parameter khusus. Kebijakan peer review merupakan diskusi antara BPJS Kesehatan, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Asosiasi Profesi dan Fasilitas kesehatan, Tim Kendali Mutu dan Kendali Biaya (KMKB) provinsi dan cabang serta stakeholder lain yang relevan untuk menentukan diagnosis yang wajib ditangani di FKTP. Hal ini dilakukan untuk mengakomodir dan meningkatkan kemampuan FKTP menangani pasien dan meminimalisir kasus rujukan. Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi implementasi diskusi peer review dan menggali lebih dalam kendala, tantangan dan potensi dari kebijakan peer review untuk mengoptimalkan fungsi gatekeeper FKTP. Metode penelitian, yaitu kualitatif dengan melakukan wawancara mendalam, FGD dan tinjauan literatur. Secara umum kebijakan peer review cukup baik dalam upaya megendalikan kasus rujukan terutama RNS. Namun, hasil evaluasi implementasi kebijakan “diskusi peer review” pada aspek komunikasi adalah masih kurangnya sosialisasi mengenai tata laksana rujukan berjenjang. Sumber daya terutama tenaga, alat dan obat masih belum memadai di FKTP untuk menjalankan kesepakatan peer review. Mekanisme pembayaran menjadi hal penting, misalnya kapitasi menyesuaikan risiko dan kapasitas FKTP ataupun mekanisme insentif. Penetapan PPK pada FKTP, batas dan wewenang medis yang jelas FKTP dan FKRTL. Serta peran, kerjasama dan koordinasi stakeholder perlu ditingkatkan dalam memperkuat prasyarat infrastruktur FKTP.
初级保健作为把关人和同行评审讨论政策:介于质量与现实之间,减少非专科转诊病例
近 80% 的国家医疗保险(JKN)资源用于高级转诊医疗机构(FKRTL)的报销。这表明初级医疗保健的守门人功能失效。为确保初级保健的成本和质量,实施了以绩效为基础的按人头付费制度,并将非专科转诊率(RNS)作为具体参数之一。同行评审政策是由 BPJS 卫生局、县/市卫生局、专业协会和卫生机构、省和分支机构质量和成本控制小组(KMKB)以及其他相关利益攸关方讨论确定必须在 FKTP 治疗的诊断。这样做是为了适应和提高初级保健设施治疗病人的能力,并尽量减少转诊病例。本研究旨在评估同行评审讨论的实施情况,并探讨同行评审政策的制约因素、挑战和潜力,以优化基层医疗机构的守门人职能。研究采用定性研究方法,通过深入访谈、专题小组讨论和文献综述进行。总体而言,同行评审政策在控制转诊病例(尤其是 RNS)方面效果不错。然而,对 "同行评审讨论 "政策在沟通方面的实施情况进行评估的结果显示,在分级转诊程序方面仍然缺乏社会化。基层医疗机构的资源,尤其是人员、设备和药品,仍不足以执行同行评审协议。支付机制很重要,例如根据初级保健设施的风险和能力进行调整的按人头付费机制或激励机制。在 FKTP 确定 PPK,明确 FKTP 和 FKRTL 之间的界限和医疗权限。在加强 FKTP 基础设施的先决条件方面,需要改进利益相关者的作用、合作与协调。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 求助全文
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:604180095
Book学术官方微信