{"title":"PENDIDIKAN MULTIKULTURAL PERSPEKTIF AL-QUR’AN DAN HADITS","authors":"Muhammad Umar Hasibullah","doi":"10.53515/tdjpai.v3i2.61","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Kehendak Tuhan agar umat manusia bebeda-beda bukan tanpa alasan, dengan adanya perbedaan maka diharapkan akan muncul sikap saling memahami, tolong-menolong, untuk mewujudkan tugas utama manusia dipermukaan bumi sebagai khalifah yang membangun dan memakmurkan kehidupan dunia. Meskipun, dalam sejarah umat manusia, ada banyak kisah sedih yang memilukan yang diakibatkan oleh adanya pertentangan antar ras dan etnis.
 Terjadinya komunitas masyarakat merupakan keniscayaan, terjadi sebagai sunnatulla>h yang tidak bisa dipungkiri. Setiap orang tidak akan mampu memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri tanpa adanya bantuan dari orang lain. Manusia tidak pernah menemukan dirinya sendirian di bumi ini. Ia selalu menemukan manusia lain yang tinggal di dekatnya di atas planet yang sama. Oleh karena itu, setiap orang harus menginginkan semua yang berguna baginya, sebagaimana ia juga mengetahui bahwa orang lain memiliki keinginan yang sama dengan keinginannya serta memiliki harapan yang juga sama
 Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Yang dimakud pendidikan multikultural dalam persepektif Al Qur’an dan Hadist yaitu 1)Mencari dan memperkuat persamaan dalam perbedaan (Kalimatun Sawa) Perbedaan itu tidak perlu dicari, karena tanpa dicaripun perbedaan itu akan tetap ada. Sangat mudah mencari perbedaan, karena perbedaan itu merupakan sunnatullah untuk membedakan satu dengan yang lainnya. Allah SWT. menciptakan seluruh makhluknya berbeda termasuk manusia yang diciptakan berbeda. 2)Saling Percaya dan Saling Pengertian (Wasathiyah) Rasa saling percaya akan menggugah antusiasme dan meninggikan motivasi dalam menjalankan suatu aktivitas. Setiap orang tidak menutup kemungkinan berbuat suatu kesalahan, apabila hal itu terjadi maka di sinilah akan terlihat rasa saling percaya itu. 3)Toleransi (Tasamuh) Toleransi berasal dari kata toleran yang berarti sifat atau sikap tenggang rasa, menghargai, membiarkan, membolehkan pendirian, pendapat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan, dan kelakuan yang berbeda atau bertentangan dengan pendirian sendiri serta tidak saling menjelek-jelekkan dalam perbedaan. (Pusat Bahasa Kemdikbud, 2011).","PeriodicalId":31455,"journal":{"name":"Jurnal Pendidikan Agama Islam Journal of Islamic Education Studies","volume":"76 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-04-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Pendidikan Agama Islam Journal of Islamic Education Studies","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.53515/tdjpai.v3i2.61","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Kehendak Tuhan agar umat manusia bebeda-beda bukan tanpa alasan, dengan adanya perbedaan maka diharapkan akan muncul sikap saling memahami, tolong-menolong, untuk mewujudkan tugas utama manusia dipermukaan bumi sebagai khalifah yang membangun dan memakmurkan kehidupan dunia. Meskipun, dalam sejarah umat manusia, ada banyak kisah sedih yang memilukan yang diakibatkan oleh adanya pertentangan antar ras dan etnis.
Terjadinya komunitas masyarakat merupakan keniscayaan, terjadi sebagai sunnatulla>h yang tidak bisa dipungkiri. Setiap orang tidak akan mampu memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri tanpa adanya bantuan dari orang lain. Manusia tidak pernah menemukan dirinya sendirian di bumi ini. Ia selalu menemukan manusia lain yang tinggal di dekatnya di atas planet yang sama. Oleh karena itu, setiap orang harus menginginkan semua yang berguna baginya, sebagaimana ia juga mengetahui bahwa orang lain memiliki keinginan yang sama dengan keinginannya serta memiliki harapan yang juga sama
Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Yang dimakud pendidikan multikultural dalam persepektif Al Qur’an dan Hadist yaitu 1)Mencari dan memperkuat persamaan dalam perbedaan (Kalimatun Sawa) Perbedaan itu tidak perlu dicari, karena tanpa dicaripun perbedaan itu akan tetap ada. Sangat mudah mencari perbedaan, karena perbedaan itu merupakan sunnatullah untuk membedakan satu dengan yang lainnya. Allah SWT. menciptakan seluruh makhluknya berbeda termasuk manusia yang diciptakan berbeda. 2)Saling Percaya dan Saling Pengertian (Wasathiyah) Rasa saling percaya akan menggugah antusiasme dan meninggikan motivasi dalam menjalankan suatu aktivitas. Setiap orang tidak menutup kemungkinan berbuat suatu kesalahan, apabila hal itu terjadi maka di sinilah akan terlihat rasa saling percaya itu. 3)Toleransi (Tasamuh) Toleransi berasal dari kata toleran yang berarti sifat atau sikap tenggang rasa, menghargai, membiarkan, membolehkan pendirian, pendapat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan, dan kelakuan yang berbeda atau bertentangan dengan pendirian sendiri serta tidak saling menjelek-jelekkan dalam perbedaan. (Pusat Bahasa Kemdikbud, 2011).