AGAMA SIAP SAJI DI KALANGAN MILLENIAL

W. Wardah
{"title":"AGAMA SIAP SAJI DI KALANGAN MILLENIAL","authors":"W. Wardah","doi":"10.18592/msr.v2i1.3675","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":" AbstractMillennial comes from English, Millennium which means a thousand years. Millennials are described as a generation that cannot be far from technology users including \"You Tube\" and \"Instagram\" social media. The development of technology is now increasing, information is becoming more easily known including in studying theology. Problems that often occur, religion that is presented instantaneously through these two media gives more positive and negative implications, in one side of the media it provides an alternative as a means of knowledge of religion, but on the other hand the media provides a superficial understanding of religion as a whole. According to the Republika Data Center from the Ministry of Communication and Information in Indonesia, a number of adolescents are so aggressive in consuming streaming video entertainment and religious content. Ericson noted that in 2011 around 7% of teens between the ages of 16-19 years watched a lot of videos through You Tube. At this time the business is to consume the internet for 18 hours a day. From these data it is interesting to study the religious studies obtained by the millennials from Instagram and You Tube accounts. The focus of this research is to know in comprehensively and in-depth the practical religion of the millennials from the influence of social media, Instagram and You Tube. The researcher conducted interviews with UIN Antasari Banjarmasin students from five faculties represented by each faculty totaling two people. Sampling uses purposive sampling method. This study aims to add understanding in taking a wise attitude to address the phenomenon of understanding religion instantly. The research method used is qualitative, the technique of data collection is done in triangulation, a combination of observation, interviews and documentation. The results of this qualitative study are to understand the uniqueness in constructing the phenomenon and the results of virtual da'wah containing scriptural content−those who understand religion without interpretation−because it refers to the Qur'an and hadith in text an sich). In addition, it also concludes that there is a hybridization of religious identity in the millennials. Therefore, this study provides recommendations that are expected to grow the awareness of the millennial generation so that understanding religion must be comprehensive and do not always make instant things a source of consumption for their religious studies.AbstrakMillenial berasal dari bahasa Inggris, Millennium yang berarti masa seribu tahun. Millenial digambarkan sebagai generasi yang sangat lekat dengan penggunaan media  sosia1  “You  Tube“  dan  “Instagram“. Perkembangan  teknologi  kini  semakin  meningkat,  informasi  semakin  mudah  diketahui  termasuk  dalam mengkaji  ilmu  agama.  Permasalahan  yang  kerap  terjadi,  agama  yang  disajikan  secara  instan  melalui  kedua media tersebut sedikit banyak memberikan implikasi positif dan negatif, dalam salah satu sisi media tersebut memberikan   alternatif   sebagai   sarana   pengetahuan   ilmu   agama,   namun   di   sisi   lain     media   tersebut memberikan  pemahaman  yang  dangkal  terhadap  agama  secara  utuh.  Menurut  Pusat  Data  Republika  dari Kementerian  Kominfo  di  Indonesia,  sejumlah  remaja  begitu  gencar  dalam  mengkonsumsi  streaming  video hiburan maupun konten agama. Ericson mencatat pada tahun 2011 silam sekitar 7% remaja antar usia 16-19 tahun banyak menonton video melalui You Tube. Pada saat ini urusan untuk mengkonsumsi internet selama 18 jam dalam sehari. Dari data tersebut menarik untuk diteliti mengenai kajian rkeagamaan yang didapat para millenial dari akun Instagram dan You Tube. Fokus penelitian ini adalah mengetahui secara komprehensif dan mendalam  bagaimana  keagamaan  praktis  dari  para  millenial  dari  pengaruh  sosial  media  Instagram  dan  You Tube.  Peneliti  melakukan  wawancara  kepada  mahasiswa  UIN  Antasari  Banjarmasin  dari  lima  fakultas  yang diwakili  setiap  fakultasnya  berjumlah  dua  orang.  Pengambilan  sampel  menggunakan  metode   purpossive sampling.  Penelitian  ini  bertujuan  untuk  menambahkan  pemahaman  dalam  mengambil  sikap  bijak  untuk menyikapi  fenomena  memahami  agama  secara  instan.  Metode  penelitian  yang  digunakan  adalah  kualitatif, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi, gabungan observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian  kualitatif  ini  adalah  untuk  memahami  keunikan  dalam  mengkonstruksi  fenomena  dan  hasilnya dakwah  virtual  yang  berisi konten  yang  bersifat  skriptual—yang memahami  agama  tanpa  interpretasi—karena merujuk al-Qur’an dan hadis secara teks an sich). Selain itu juga secara kesimpulan muncul gerakan hibridasi identitas keagamaan di kalangan millenial. Oleh karena itu, penelitian ini memberikan rekomendasi yaitu diharapkan tumbuh kesadaran generasi millenial agar dalam memahami agama haruslah komprehensif dan tidak selalu menjadikan hal yang instan sebagai sumber konsumsi rujukan studi agama mereka.","PeriodicalId":226467,"journal":{"name":"Muẚṣarah: Jurnal Kajian Islam Kontemporer","volume":"68 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2020-07-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Muẚṣarah: Jurnal Kajian Islam Kontemporer","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.18592/msr.v2i1.3675","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

Abstract

 AbstractMillennial comes from English, Millennium which means a thousand years. Millennials are described as a generation that cannot be far from technology users including "You Tube" and "Instagram" social media. The development of technology is now increasing, information is becoming more easily known including in studying theology. Problems that often occur, religion that is presented instantaneously through these two media gives more positive and negative implications, in one side of the media it provides an alternative as a means of knowledge of religion, but on the other hand the media provides a superficial understanding of religion as a whole. According to the Republika Data Center from the Ministry of Communication and Information in Indonesia, a number of adolescents are so aggressive in consuming streaming video entertainment and religious content. Ericson noted that in 2011 around 7% of teens between the ages of 16-19 years watched a lot of videos through You Tube. At this time the business is to consume the internet for 18 hours a day. From these data it is interesting to study the religious studies obtained by the millennials from Instagram and You Tube accounts. The focus of this research is to know in comprehensively and in-depth the practical religion of the millennials from the influence of social media, Instagram and You Tube. The researcher conducted interviews with UIN Antasari Banjarmasin students from five faculties represented by each faculty totaling two people. Sampling uses purposive sampling method. This study aims to add understanding in taking a wise attitude to address the phenomenon of understanding religion instantly. The research method used is qualitative, the technique of data collection is done in triangulation, a combination of observation, interviews and documentation. The results of this qualitative study are to understand the uniqueness in constructing the phenomenon and the results of virtual da'wah containing scriptural content−those who understand religion without interpretation−because it refers to the Qur'an and hadith in text an sich). In addition, it also concludes that there is a hybridization of religious identity in the millennials. Therefore, this study provides recommendations that are expected to grow the awareness of the millennial generation so that understanding religion must be comprehensive and do not always make instant things a source of consumption for their religious studies.AbstrakMillenial berasal dari bahasa Inggris, Millennium yang berarti masa seribu tahun. Millenial digambarkan sebagai generasi yang sangat lekat dengan penggunaan media  sosia1  “You  Tube“  dan  “Instagram“. Perkembangan  teknologi  kini  semakin  meningkat,  informasi  semakin  mudah  diketahui  termasuk  dalam mengkaji  ilmu  agama.  Permasalahan  yang  kerap  terjadi,  agama  yang  disajikan  secara  instan  melalui  kedua media tersebut sedikit banyak memberikan implikasi positif dan negatif, dalam salah satu sisi media tersebut memberikan   alternatif   sebagai   sarana   pengetahuan   ilmu   agama,   namun   di   sisi   lain     media   tersebut memberikan  pemahaman  yang  dangkal  terhadap  agama  secara  utuh.  Menurut  Pusat  Data  Republika  dari Kementerian  Kominfo  di  Indonesia,  sejumlah  remaja  begitu  gencar  dalam  mengkonsumsi  streaming  video hiburan maupun konten agama. Ericson mencatat pada tahun 2011 silam sekitar 7% remaja antar usia 16-19 tahun banyak menonton video melalui You Tube. Pada saat ini urusan untuk mengkonsumsi internet selama 18 jam dalam sehari. Dari data tersebut menarik untuk diteliti mengenai kajian rkeagamaan yang didapat para millenial dari akun Instagram dan You Tube. Fokus penelitian ini adalah mengetahui secara komprehensif dan mendalam  bagaimana  keagamaan  praktis  dari  para  millenial  dari  pengaruh  sosial  media  Instagram  dan  You Tube.  Peneliti  melakukan  wawancara  kepada  mahasiswa  UIN  Antasari  Banjarmasin  dari  lima  fakultas  yang diwakili  setiap  fakultasnya  berjumlah  dua  orang.  Pengambilan  sampel  menggunakan  metode   purpossive sampling.  Penelitian  ini  bertujuan  untuk  menambahkan  pemahaman  dalam  mengambil  sikap  bijak  untuk menyikapi  fenomena  memahami  agama  secara  instan.  Metode  penelitian  yang  digunakan  adalah  kualitatif, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi, gabungan observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian  kualitatif  ini  adalah  untuk  memahami  keunikan  dalam  mengkonstruksi  fenomena  dan  hasilnya dakwah  virtual  yang  berisi konten  yang  bersifat  skriptual—yang memahami  agama  tanpa  interpretasi—karena merujuk al-Qur’an dan hadis secara teks an sich). Selain itu juga secara kesimpulan muncul gerakan hibridasi identitas keagamaan di kalangan millenial. Oleh karena itu, penelitian ini memberikan rekomendasi yaitu diharapkan tumbuh kesadaran generasi millenial agar dalam memahami agama haruslah komprehensif dan tidak selalu menjadikan hal yang instan sebagai sumber konsumsi rujukan studi agama mereka.
千禧年宗教准备好了
【摘要】millennial来自英语,Millennium的意思是一千年。千禧一代被描述为与“youtube”和“Instagram”等社交媒体技术用户距离不远的一代人。现在科技的发展越来越快,信息变得越来越容易了解,包括学习神学。经常发生的问题,通过这两种媒体即时呈现的宗教给了更多的积极和消极的影响,一方面,媒体提供了一种作为宗教知识的替代手段,但另一方面,媒体提供了对整个宗教的肤浅理解。根据印度尼西亚通信和信息部的共和国数据中心,许多青少年在消费流媒体视频娱乐和宗教内容方面如此激进。埃里克森指出,2011年,大约7%的16-19岁青少年通过youtube观看了大量视频。在这个时候,我们的业务是每天使用18个小时的互联网。从这些数据中,研究千禧一代从Instagram和youtube账户中获得的宗教研究是很有趣的。本研究的重点是从社交媒体、Instagram和youtube的影响中全面深入地了解千禧一代的实践宗教。研究人员采访了UIN Antasari Banjarmasin五个学院的学生,每个学院代表两名学生。抽样采用目的性抽样方法。本研究的目的是增加理解,以一种明智的态度来解决即时理解宗教的现象。本研究采用定性研究方法,数据收集采用三角测量法,观察法、访谈法和文献法相结合。这一定性研究的结果是为了理解包含圣经内容的虚拟da'wah(那些不需要解释就能理解宗教的人)在构建现象和结果中的独特性,因为它指的是古兰经和圣训的文本和文本)。此外,该研究还得出结论,千禧一代中存在宗教身份的混杂。因此,本研究提供了一些建议,希望能提高千禧一代的意识,使他们对宗教的理解必须全面,而不是总是将即时事物作为他们宗教研究的消费来源。【摘要】千禧年berasal dari bahasa Inggris,千禧年yang berarti masa seribu tahun。千禧一代digambarkan sebagai generasi yang sangat lekat dengan penggunaan媒体社“youtube”和“Instagram”。印度科技研究中心,信息技术研究中心,信息技术研究中心,信息技术研究中心,信息技术研究中心。Permasalahan yang kerap terjadi, agama yang disajikan secara insta melalui kedua media terjbut but sedikit banyak memberikan implikasi positive和negative, dalam salah satu sisi media terimember替代sebagai sarana pengetahuan ilmu agama, namun di sisi lain media terimember an pemahaman yang dangkal terhadap agama secara utuh。在印度尼西亚,我的朋友们,我的朋友们,我的朋友们,我的朋友们,我的朋友们。ericsson mencatatpada tahun 2011 silam sekitar 7% remajantar usia 16-19 tahunbanyak menonton视频melalui youtube。padadsaat ini untuk mengkonsumsi internet selama 18 jam dalam sehari。Dari数据tersebut menarik untuk diteliti mengenai kajian rkeagamaan yang didapat para millennial Dari akun Instagram dan youtube。focus penelitian ini adalah mengetahui secara konsisif dan mendalam bagaimana keagamaan praktis dari para millennial dari pengaru社交媒体Instagram和youtube。Peneliti melakukan wawankara kepada mahasiswa unantasari Banjarmasin dari fakultas yang diwakili设置fakultasya berjumlah duang。彭甘比兰样品采用孟古纳坎方法有目的取样。Penelitian ini bertujuan untuk menambahkan pemahaman dalam mengbill sikap bijak untuk menikapi现象memahami agama secara实例。方法penelitian yang digunakan adalalititati,技术penguin数据dilakukan secarartriangulasi, gabungan观测站,wanancara dandokumentasi。《古兰经》(《古兰经》),《古兰经》,《古兰经》,《古兰经》,《古兰经》,《古兰经》,《古兰经》,《古兰经》。Selain it juga secara是一种古老的文化,是一种古老的文化,是一种古老的文化。 因此,该研究提出的建议是,预计千禧年一代的认识将会增长,以理解宗教为全面,而不是立即将宗教作为他们的宗教参考文献的来源。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 求助全文
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:604180095
Book学术官方微信