Perbedaan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Yang di Ajar dengan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) dengan Model Pembelajaran Quantum Learning di Kelas VIII SMP Negeri 9 Medan
{"title":"Perbedaan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Yang di Ajar dengan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) dengan Model Pembelajaran Quantum Learning di Kelas VIII SMP Negeri 9 Medan","authors":"Agum . Budianto, Syawal Gultom","doi":"10.12928/jimp.v1i1.4172","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Pemecahan masalah siswa khususnya di dalam pelajaran matematika masih di kategorikan rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang diajar dengan model pembelajaran berbasis masalah dan model pembelajaran quantum learning pada materi kubus dan balok di kelas VIII SMP Negeri 9 Medan T.A 2018/2019. Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen. Sampel yang diambil adalah kelas VIII-1 sebagai kelas eksperimen A yaitu kelas yang di ajar dengan model pembelajaran berbasis masalah dan kelas VIII-5 sebagai kelas eksperimen B yaitu kelas yang diajar dengan model pembelajaran Quantum Learning. Sampel penelitian dilihat berdasarkan kesamaan kondisi awal berdasarkan nilai rapor siswa. Kemudian prosedur yang pertama adalah memberi tes kemampuan awal kepada kelas yang diteliti. Dari hasil tes awal yang diperoleh menunjukkan bahwa nilai rata-rata observasi siswa dalam materi kubus dan balok adalah sebesar 34,75. Setelah dilakukan posttest pada kedua kelas, dan diperoleh hasil berupa rata-rata nilai kelas eksperimen A sebesar 65,184 dan rata-rata nilai kelas eksperimen B sebesar 58,333. Artinya, kedua kelas sampel penelitian mengalami kondisi yang berbeda terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika setelah mendapat perlakuan. Berdasarkan pengujian hipotesis dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang di ajar menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) dengan Model Pembelajaran Quantum Learning pada materi Kubus Dan Balok di kelas VIII SMP Negeri 9 Medan T.A 2018/2019.","PeriodicalId":233764,"journal":{"name":"JURNAL INOVASI DAN MANAJEMEN PENDIDIKAN","volume":"24 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"JURNAL INOVASI DAN MANAJEMEN PENDIDIKAN","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.12928/jimp.v1i1.4172","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Pemecahan masalah siswa khususnya di dalam pelajaran matematika masih di kategorikan rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang diajar dengan model pembelajaran berbasis masalah dan model pembelajaran quantum learning pada materi kubus dan balok di kelas VIII SMP Negeri 9 Medan T.A 2018/2019. Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen. Sampel yang diambil adalah kelas VIII-1 sebagai kelas eksperimen A yaitu kelas yang di ajar dengan model pembelajaran berbasis masalah dan kelas VIII-5 sebagai kelas eksperimen B yaitu kelas yang diajar dengan model pembelajaran Quantum Learning. Sampel penelitian dilihat berdasarkan kesamaan kondisi awal berdasarkan nilai rapor siswa. Kemudian prosedur yang pertama adalah memberi tes kemampuan awal kepada kelas yang diteliti. Dari hasil tes awal yang diperoleh menunjukkan bahwa nilai rata-rata observasi siswa dalam materi kubus dan balok adalah sebesar 34,75. Setelah dilakukan posttest pada kedua kelas, dan diperoleh hasil berupa rata-rata nilai kelas eksperimen A sebesar 65,184 dan rata-rata nilai kelas eksperimen B sebesar 58,333. Artinya, kedua kelas sampel penelitian mengalami kondisi yang berbeda terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika setelah mendapat perlakuan. Berdasarkan pengujian hipotesis dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang di ajar menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) dengan Model Pembelajaran Quantum Learning pada materi Kubus Dan Balok di kelas VIII SMP Negeri 9 Medan T.A 2018/2019.
解决学生问题特别是数学课上的问题仍然是一个很低的分类。本研究旨在了解以问题为基础的学习模式的学生在问题基础学习模式和2012年8月9日la Negeri 818 /2019 class的立方体材料和梁上的量子学习能力的不同。这种研究是实验的quasi。采集的样本是VIII-1作为实验教室A这是一个基于问题学习模式的课程,vii5作为一个实验类B这是一个用量子学习模式来教的课程。研究样本基于学生成绩单价值的初步条件相似性。然后第一种方法是给研究类做一个初步的能力测试。从初步的测试结果来看,学生在立方体和梁材料中的平均观测值为34.75。在这两门课的赛后,实验课的平均成绩为65.184分,实验课的平均成绩为58.333分。这意味着,两门研究样本课在接受治疗后,对数学问题解决能力都有不同的条件。基于假设测试的假设可以得出结论,学生在问题基础学习模式(PBM)上使用问题学习模式的数学解决问题的能力与2018/2019年国美国国九年级t.a中关于立方体材料和光束的量子学习模式之间存在差异。