STATUS OF WOMEN AFTER DISMISSED FROM MIXED MARRIAGE IN BALI'S LAW PERSPECTIVE

Ni Ketut Sari Adnyani
{"title":"STATUS OF WOMEN AFTER DISMISSED FROM MIXED MARRIAGE IN BALI'S LAW PERSPECTIVE","authors":"Ni Ketut Sari Adnyani","doi":"10.23887/glr.v1i2.56","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"\n \n \nTujuan penelitian ini untuk mengkaji perlindungan hukum terhadap perempuan apabila terjadi perceraian dari perkawinan campuran; Tingkat keberterimaan desa adat terhadap perempuan yang mengalami perceraian dari perkawinan campuran. Pengaruhnya terhadap keberadaan kaum perempuan Bali setelah bercerai dari perkawinan campuran. Metode hukum normatif menggunakan pendekatan peraturan perundang- undangan, pendekatan konsep, pendekatan sejarah dan analisis hukum dengan menggunakan interpretasi hukum. Teori yang digunakan sebagai pisau analisis adalah teori hukum, serta teori pluralisme hukum. Hasil penelitian: Secara filosofis, perlindungan hukum untuk perempuan Bali yang mengalami perceraian akibat perkawinan campuran mulai memperoleh perhatian karena bersinggungan dengan keberadaannya sebagai bagian dari warga desa adat apalagi perempuan yang semula berkasta brahmana tidak bisa kembali ke rumah deha. Merespon keberadaan perempuan yang sudah nyerod (turun kasta) akibat perkawinan campuran, desa adat umumnya mau menerima perempuan yang bersangkutan dengan membayar uang penanjung batu sebagai prasyarat untuk bisa kembali diterima di desa adat sebagaimana layaknya krama istri (warga desa adat yang perempuan) lainnya. Secara Hukum, pengaruhnya bagi perempuan Bali perempuan Bali terhadap keberadaannya dalam lingkungan sosial di desa adat. Secara sosiologis. sejumlah desa adat menerima kembali dengan tangan terbuka perempuan dengan status bercerai dari perkawinan campuran, terkait kewajibannya ngayah dan haknya mendapatkan pengayoman dari desa adat juga diprioritaskan. \n \n \n","PeriodicalId":399663,"journal":{"name":"Ganesha Law Review","volume":"18 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2019-11-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Ganesha Law Review","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.23887/glr.v1i2.56","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk mengkaji perlindungan hukum terhadap perempuan apabila terjadi perceraian dari perkawinan campuran; Tingkat keberterimaan desa adat terhadap perempuan yang mengalami perceraian dari perkawinan campuran. Pengaruhnya terhadap keberadaan kaum perempuan Bali setelah bercerai dari perkawinan campuran. Metode hukum normatif menggunakan pendekatan peraturan perundang- undangan, pendekatan konsep, pendekatan sejarah dan analisis hukum dengan menggunakan interpretasi hukum. Teori yang digunakan sebagai pisau analisis adalah teori hukum, serta teori pluralisme hukum. Hasil penelitian: Secara filosofis, perlindungan hukum untuk perempuan Bali yang mengalami perceraian akibat perkawinan campuran mulai memperoleh perhatian karena bersinggungan dengan keberadaannya sebagai bagian dari warga desa adat apalagi perempuan yang semula berkasta brahmana tidak bisa kembali ke rumah deha. Merespon keberadaan perempuan yang sudah nyerod (turun kasta) akibat perkawinan campuran, desa adat umumnya mau menerima perempuan yang bersangkutan dengan membayar uang penanjung batu sebagai prasyarat untuk bisa kembali diterima di desa adat sebagaimana layaknya krama istri (warga desa adat yang perempuan) lainnya. Secara Hukum, pengaruhnya bagi perempuan Bali perempuan Bali terhadap keberadaannya dalam lingkungan sosial di desa adat. Secara sosiologis. sejumlah desa adat menerima kembali dengan tangan terbuka perempuan dengan status bercerai dari perkawinan campuran, terkait kewajibannya ngayah dan haknya mendapatkan pengayoman dari desa adat juga diprioritaskan.
巴厘法律视角下的异族婚姻解除后妇女地位
本研究旨在审查因异族婚姻离婚而对妇女的法律保护;因异族婚姻而离婚的妇女的部落部落谱系率。对巴厘岛妇女脱离异族婚姻后存在的影响。规范法律方法采用邀请法、概念法、历史法和法律分析法的方法使用对法律的解释。用于分析的理论包括法律理论,以及法律多元理论。研究结果:从哲学上讲,由于混合婚姻而离婚的巴厘岛妇女受到法律保护,她们开始与自己作为土著村民的存在联系起来,而最初的婆罗门女性也无法返回黛哈的家。作为对异族婚姻关系的回应,土著村庄通常愿意接受女性,支付石欲钱,作为在部落村庄恢复妻子(土著居民)应有礼貌的先决条件。从法律上讲,这对巴厘岛妇女在土著村庄的社会环境产生了影响。在社会学上。一些土著村庄张开双臂欢迎妇女从异族婚姻中离婚,因为她的义务和从土著村庄获得教养的权利也得到了优先考虑。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 求助全文
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:604180095
Book学术官方微信