{"title":"Kerjasama Dalam Unit dan Keterbukaan Komunikasi terhadap Persepsi Pelaporan Kesalahan Medis oleh Tenaga Kesehatan di RSUD Bantaeng","authors":"Andi Hartawan, Suharni A. Fachrin, Arman","doi":"10.33096/won.v1i2.251","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Tingkat pelaporan kesalahan medis di Indonesia masih rendah. Pelaporan yang rendah disebabkan oleh ketidaktepatan persepsi tenaga kesehatan terhadap pelaporan kesalahan medis. Masalah ini dapat diatasi dengan penerapan budaya keselamatan pasien yang adekuat. Budaya keselamatan pasien merupakan pondasi utama dalam menuju keselamatan pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor kerjasama dalam unit dan keterbukaan komunikasi terhadap persepsi pelaporan kesalahan medis oleh Tenaga kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah Bantaeng. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan rancangan penelitian cros-sectional dan besar sampel penelitian adalah 133 perawat. Data dikumpulkan dengan cara wawancara menggunakan kuesioner HSOPSC dari AHRQ versi Bahasa Indonesia dan kuesioner persepsi dari Beginta (2012). Analisis data dilakukan secara univariat, bivariat dengan uji chi-square dan analisis multivariat dengan regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang ditemukan berpengaruh terhadap persepsi pelaporan kesalahan medis adalah harapan dan tindakan promotif keselamatan oleh manajer ( p value = 0,001), perbaikan berkelanjutan ( p value = 0,001), kerjasama dalam unit ( p value = 0,000), keterbukaan komunikasi ( p value = 0,000), umpan balik dan komunikasi ( p value = 0,000), respon yang tidak menyalahkan ( p value = 0,044), penyusunan staf ( p value = 0,000). Variabel perbaikan berkelanjutan dan kerjasama dalam unit rumah sakit merupakan faktor yang paling berhubungan terhadap persepsi pelaporan kesalahan medis dengan nilai Exp (B) masing-masing yaitu 19.927. Saran dalam penelitian adalah perlu adanya sosialisasi dan pelatihan terkait pelaporan kesalahan medis serta program peningkatan Budaya keselamatan pasien untuk meningkatkan persepsi positif terhadap pelaporan kesalahan medis di rumah sakit.\u2028","PeriodicalId":229410,"journal":{"name":"Window of Nursing Journal","volume":"112 4 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-07-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Window of Nursing Journal","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.33096/won.v1i2.251","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Tingkat pelaporan kesalahan medis di Indonesia masih rendah. Pelaporan yang rendah disebabkan oleh ketidaktepatan persepsi tenaga kesehatan terhadap pelaporan kesalahan medis. Masalah ini dapat diatasi dengan penerapan budaya keselamatan pasien yang adekuat. Budaya keselamatan pasien merupakan pondasi utama dalam menuju keselamatan pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor kerjasama dalam unit dan keterbukaan komunikasi terhadap persepsi pelaporan kesalahan medis oleh Tenaga kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah Bantaeng. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan rancangan penelitian cros-sectional dan besar sampel penelitian adalah 133 perawat. Data dikumpulkan dengan cara wawancara menggunakan kuesioner HSOPSC dari AHRQ versi Bahasa Indonesia dan kuesioner persepsi dari Beginta (2012). Analisis data dilakukan secara univariat, bivariat dengan uji chi-square dan analisis multivariat dengan regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang ditemukan berpengaruh terhadap persepsi pelaporan kesalahan medis adalah harapan dan tindakan promotif keselamatan oleh manajer ( p value = 0,001), perbaikan berkelanjutan ( p value = 0,001), kerjasama dalam unit ( p value = 0,000), keterbukaan komunikasi ( p value = 0,000), umpan balik dan komunikasi ( p value = 0,000), respon yang tidak menyalahkan ( p value = 0,044), penyusunan staf ( p value = 0,000). Variabel perbaikan berkelanjutan dan kerjasama dalam unit rumah sakit merupakan faktor yang paling berhubungan terhadap persepsi pelaporan kesalahan medis dengan nilai Exp (B) masing-masing yaitu 19.927. Saran dalam penelitian adalah perlu adanya sosialisasi dan pelatihan terkait pelaporan kesalahan medis serta program peningkatan Budaya keselamatan pasien untuk meningkatkan persepsi positif terhadap pelaporan kesalahan medis di rumah sakit.
印度尼西亚的医疗错误报告水平仍然很低。低报告是由卫生保健人员对医疗错误的看法不一致造成的。这个问题可以通过应用一个关键病人的安全文化来解决。患者安全文化是患者安全的主要基础。本研究旨在了解单位合作的因素,以及枕头区公立医院卫生保健人员对医疗错误报告的看法的开放沟通。该研究采用的是定量方法,采用了cros分段研究设计和大量研究样本为133名护士。通过使用印度尼西亚语版本AHRQ的问卷HSOPSC和Beginta(2012)的感知问卷收集数据。数据分析是单独进行的,bivariat与chi square测试和多变量分析与物流回归。研究结果表明,医疗报告发现的因素影响感知错误是由经理希望前驱和行为能力生存(p value = 0.001),持续改善(p value = 0.001),合作单位中(p value =万),开放通讯(p value =万),反馈和沟通(p value =万),不怪(p value = 0.044)的响应,起草员工(p value =万)。持续的改善变量和医院单位的合作是对每一个Exp (B)值为19927的医疗错误报告感知最相关的因素。研究的建议是,需要社会化和相关的医疗错误报告培训,以及改善患者安全文化计划,以增加对医院医疗错误报告的积极看法。