NILAI KESANTUNAN DALAM UNIVERSALITAS ZIKIR: ANALISIS SUFISTIK TERHADAP HADIS ZIKIR

Muhsin Mahfudz Batong
{"title":"NILAI KESANTUNAN DALAM UNIVERSALITAS ZIKIR: ANALISIS SUFISTIK TERHADAP HADIS ZIKIR","authors":"Muhsin Mahfudz Batong","doi":"10.24252/tahdis.v10i1.7791","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Sebagaimana pembahasan di atas, zikir dalam pengertian tradisi sufistik hanya beracu pada dua makna yaitu “mengingat” dan “menyebut”. Tetapi ternyata berdasarkan penelusuran kata zikir dalam al-Qur’an, makna lain dapat ditemukan dalam Q.S. Ali Imran (3): 191. Bahwa suasana aktif, seorang dapat saja berzikir. Aktif atau bekerja dilambangkan dengan kata “berdiri”, “duduk” dan “berbaring”. Tiga kata tersebut jelas sekali merupakan esensi gerak manusia sepanjang sejarah. Jika berdiri maka seorang tidak duduk atau berbaring, jika duduk seorang tidak akan berdiri dan berbaring pada saat yang bersamaan, demikian seterusnya gerakan segi tiga tersebut. Metode yang digunakan dalam artikel ini adalah analisis tahlili dengan pendekatan sufistik. Berdasarkan metode tersebut ditemukan bahwa implikasi makna zikir adalah perlunya zikir tetap hadir dalam relung spiritual manusia. Aktifitas kebaikan seseorang tidak mengahalanginya dari mengingat maupun menyebut Allah Sang Pencipta dan Pengatur di jagad ini. Bahkan, tradisi zikir dapat membentuk pribadi yang santun, baik kepada Allah maupun kepada manusia dan lingkungan. Dengan demikian, zikir yang ditradisikan oleh para sufi di dunia tarekat tidak boleh berhenti pada makna mengingat dan menyebut saja, tetapi harus lebih identik lagi dengan aktivitas. Zikir dalam makna ini, secara fungsional, lebih mampu menjadi alat kontrol dalam setiap gerak gerik keseharian manusia","PeriodicalId":365349,"journal":{"name":"Tahdis: Jurnal Kajian Ilmu Al-Hadis","volume":"142 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2019-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Tahdis: Jurnal Kajian Ilmu Al-Hadis","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.24252/tahdis.v10i1.7791","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

Abstract

Sebagaimana pembahasan di atas, zikir dalam pengertian tradisi sufistik hanya beracu pada dua makna yaitu “mengingat” dan “menyebut”. Tetapi ternyata berdasarkan penelusuran kata zikir dalam al-Qur’an, makna lain dapat ditemukan dalam Q.S. Ali Imran (3): 191. Bahwa suasana aktif, seorang dapat saja berzikir. Aktif atau bekerja dilambangkan dengan kata “berdiri”, “duduk” dan “berbaring”. Tiga kata tersebut jelas sekali merupakan esensi gerak manusia sepanjang sejarah. Jika berdiri maka seorang tidak duduk atau berbaring, jika duduk seorang tidak akan berdiri dan berbaring pada saat yang bersamaan, demikian seterusnya gerakan segi tiga tersebut. Metode yang digunakan dalam artikel ini adalah analisis tahlili dengan pendekatan sufistik. Berdasarkan metode tersebut ditemukan bahwa implikasi makna zikir adalah perlunya zikir tetap hadir dalam relung spiritual manusia. Aktifitas kebaikan seseorang tidak mengahalanginya dari mengingat maupun menyebut Allah Sang Pencipta dan Pengatur di jagad ini. Bahkan, tradisi zikir dapat membentuk pribadi yang santun, baik kepada Allah maupun kepada manusia dan lingkungan. Dengan demikian, zikir yang ditradisikan oleh para sufi di dunia tarekat tidak boleh berhenti pada makna mengingat dan menyebut saja, tetapi harus lebih identik lagi dengan aktivitas. Zikir dalam makna ini, secara fungsional, lebih mampu menjadi alat kontrol dalam setiap gerak gerik keseharian manusia
ZIKIR普适性的提升价值:对圣训的苏菲分析
如上所述,zikir在苏菲派传统的意义上只具有“记住”和“提及”的双重含义。但事实证明,根据zikir在古兰经中的搜索,答案可以在Q.S. Ali lmran(3): 191中找到。大气是活跃的,人们可以想象。积极或工作的象征是“站着”、“坐着”和“躺着”。这三个字显然是人类历史进程的本质。如果一个人站着不是坐着就是躺着,如果一个人坐着不是同时躺着,那么这个三角形的运动就是这样的。本文采用的方法是对伊斯兰教的苏菲派分析。基于这些方法,我们发现zikir意义的含义是,zikir需要留在人类的精神宝库中。一个人的善行不是通过记忆或称上帝为宇宙的创造者和统治者来阻止的。事实上,zikir传统可以塑造一个有礼貌的人,无论是对上帝还是对人类和环境。因此,塔利卡特的苏菲派传统的zikir不应该停止于记忆和指代的意义上,而应该与活动更加相似。从功能上讲,Zikir更有能力成为人类日常活动的每一种控制工具
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 求助全文
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:604180095
Book学术官方微信