{"title":"GAMBARAN ASIMETRI WAJAH DAN LENGKUNG GIGI PADA PASIEN GIGITAN TERBALIK ANTERIOR YANG DIRAWAT DI KLINIK ORTODONTI RSGMP FKG USU","authors":"Ervina Sofyanti, Faradilla","doi":"10.32734/dentika.v17i4.1782","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Akhir-akhir ini, asimetri dentofasial kompleks menjadi salah satu alasan pasien mencari perawatan ortodonti. Pada umumnya, asimetri ini hampir ditemukan pada berbagai maloklusi, khususnya pada pasien gigitan terbalik anterior. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi asimetri wajah dan asimetri lengkung gigi pada maloklusi gigitan terbalik anterior pasien masa gigi bercampur. Sampel penelitian adalah foto frontal dan foto model gigi dari 35 pasien Departemen Ortodonti RSGMP FKG USU dengan kriteria inklusi adalah pasien fase gigi bercampur dengan maloklusi gigitan terbalik anterior, hubungan Molar Kelas I dan Kelas III, serta belum pernah mendapat perawatan ortodonti. Pengukuran asimetri wajah dengan mencari selisih antara jarak jaringan lunak gonion (STG) kanan dan kiri ke midline wajah pada sepertiga wajah bawah yang diambil saat relasi sentrik dan oklusi sentrik. Pengukuran asimetri lengkung gigi ditentukan dengan jarak medial palatal plane ke landmark pada foto model gigi. Hasil penelitian menunjukkan prevalensi asimetri wajah saat relasi sentrik adalah 17,14% dan saat oklusi sentrik sebanyak 45,17%. Secara klinis, sebanyak 66.67% menunjukkan sisi kiri wajah lebih lebar dibandingkan yang kanan pada saat relasi sentrik sedangkan saat oklusi sentrik terdapat sisi kanan wajah lebih lebar dibandingkan yang kiri sebesar 68.75%. Prevalensi asimetri lengkung gigi adalah 57,14% yang mana sisi kiri lengkung gigi lebih lebar dibandingkan yang kanan. Sebagai kesimpulan, asimetri wajah pada pasien dengan gigitan terbalik anterior memperlihatkan asimetri wajah yang lebih banyak pada saat oklusi sentrik dibandingkan saat relasi sentrik. Selain itu pasien dengan gigitan terbalik anterior menunjukkan lengkung gigi yang asimetris. Berdasarkan hal tersebut, pemeriksaan kesimetrisan pada saat relasi sentrik dan oklusi sentrik perlu diperhatikan pada kasus dengan gigitan terbalik anterior sehingga asimetri yang lebih parah dapat dihindari.","PeriodicalId":250739,"journal":{"name":"Dentika: Dental Journal","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2013-12-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Dentika: Dental Journal","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.32734/dentika.v17i4.1782","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Akhir-akhir ini, asimetri dentofasial kompleks menjadi salah satu alasan pasien mencari perawatan ortodonti. Pada umumnya, asimetri ini hampir ditemukan pada berbagai maloklusi, khususnya pada pasien gigitan terbalik anterior. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi asimetri wajah dan asimetri lengkung gigi pada maloklusi gigitan terbalik anterior pasien masa gigi bercampur. Sampel penelitian adalah foto frontal dan foto model gigi dari 35 pasien Departemen Ortodonti RSGMP FKG USU dengan kriteria inklusi adalah pasien fase gigi bercampur dengan maloklusi gigitan terbalik anterior, hubungan Molar Kelas I dan Kelas III, serta belum pernah mendapat perawatan ortodonti. Pengukuran asimetri wajah dengan mencari selisih antara jarak jaringan lunak gonion (STG) kanan dan kiri ke midline wajah pada sepertiga wajah bawah yang diambil saat relasi sentrik dan oklusi sentrik. Pengukuran asimetri lengkung gigi ditentukan dengan jarak medial palatal plane ke landmark pada foto model gigi. Hasil penelitian menunjukkan prevalensi asimetri wajah saat relasi sentrik adalah 17,14% dan saat oklusi sentrik sebanyak 45,17%. Secara klinis, sebanyak 66.67% menunjukkan sisi kiri wajah lebih lebar dibandingkan yang kanan pada saat relasi sentrik sedangkan saat oklusi sentrik terdapat sisi kanan wajah lebih lebar dibandingkan yang kiri sebesar 68.75%. Prevalensi asimetri lengkung gigi adalah 57,14% yang mana sisi kiri lengkung gigi lebih lebar dibandingkan yang kanan. Sebagai kesimpulan, asimetri wajah pada pasien dengan gigitan terbalik anterior memperlihatkan asimetri wajah yang lebih banyak pada saat oklusi sentrik dibandingkan saat relasi sentrik. Selain itu pasien dengan gigitan terbalik anterior menunjukkan lengkung gigi yang asimetris. Berdasarkan hal tersebut, pemeriksaan kesimetrisan pada saat relasi sentrik dan oklusi sentrik perlu diperhatikan pada kasus dengan gigitan terbalik anterior sehingga asimetri yang lebih parah dapat dihindari.