E S A

M. Jamil
{"title":"E S A","authors":"M. Jamil","doi":"10.36490/syiar.v3i1.693","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Irâdah merupakan sifat al-wujûdiyyah al-azalîyyah. Penyebutan istilah al-wujûdiyyah terhadap sifat ini karena merekam keberadaan sifat irâdah pada zat Allah. Irâdah merupakan sifat yang berdiri pada zat-Nya, bukan sebagai hal sebagaimana yang dipahami oleh al-Baqillani. Oleh karenanya, ketika zat Allah dapat dilihat pada Hari Kiamat maka sifat itupun turut terlihat ada pada zat-Nya. Dikatakan dengan al-azalîyyah karena sifat irâdah selamanya ada bersama kekekalan zat Allah. Selain itu, sifat irâdah disebut pula dengan sifat yang memberi bekas (sifat al-ta`sir), yaitu memberi efek dalam mengkhususkan dua sisi mumkin. Artinya, sifat ini memberi penetapan pada sisi ada atau pada sisi tiada, panjang atau pendek, buruk atau cantik, dan sebagainya yang berhubungan dengan atribut-atribut mumkin.Lawan (al-did) dari sifat irâdah adalah al-karahah (terpaksa; tergagahi), yaitu terpaksa atau tergagah melakukan atau tidak melakukan sesuatu karena tidak memiliki kehendak bebas untuk berbuat dan bertindak. Berdasarkan hal ini, maka sesungguhnya tidak ada irâdah bagi zât mumkin al-wujûd, karena kehendaknya dibatasi oleh kehendak zât wâjib al-wujûd. Bukankah, ketika diandaikan mumkin al-wujûd memiliki irâdah, tentu berimplikasi adanya irâdah bebas di luar irâdah zât wâjib al-wujûd. Hal ini menurut Asy`ariyah mustahil terjadi karena akan membawa irâdah Allah terbatasi oleh irâdah lain-Nya. Dengan alur logika teologis ini, maka tidak dapat dikatakan manusia (makhluq) memiliki irâdah bebas, tetapi yang dapat dibenarkan hanyalah ke-tergagahan (takrih) dari irâdah mutlak Tuhan.","PeriodicalId":234636,"journal":{"name":"JURNAL SYIAR-SYIAR","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-05-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"27","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"JURNAL SYIAR-SYIAR","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.36490/syiar.v3i1.693","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 27

Abstract

Irâdah merupakan sifat al-wujûdiyyah al-azalîyyah. Penyebutan istilah al-wujûdiyyah terhadap sifat ini karena merekam keberadaan sifat irâdah pada zat Allah. Irâdah merupakan sifat yang berdiri pada zat-Nya, bukan sebagai hal sebagaimana yang dipahami oleh al-Baqillani. Oleh karenanya, ketika zat Allah dapat dilihat pada Hari Kiamat maka sifat itupun turut terlihat ada pada zat-Nya. Dikatakan dengan al-azalîyyah karena sifat irâdah selamanya ada bersama kekekalan zat Allah. Selain itu, sifat irâdah disebut pula dengan sifat yang memberi bekas (sifat al-ta`sir), yaitu memberi efek dalam mengkhususkan dua sisi mumkin. Artinya, sifat ini memberi penetapan pada sisi ada atau pada sisi tiada, panjang atau pendek, buruk atau cantik, dan sebagainya yang berhubungan dengan atribut-atribut mumkin.Lawan (al-did) dari sifat irâdah adalah al-karahah (terpaksa; tergagahi), yaitu terpaksa atau tergagah melakukan atau tidak melakukan sesuatu karena tidak memiliki kehendak bebas untuk berbuat dan bertindak. Berdasarkan hal ini, maka sesungguhnya tidak ada irâdah bagi zât mumkin al-wujûd, karena kehendaknya dibatasi oleh kehendak zât wâjib al-wujûd. Bukankah, ketika diandaikan mumkin al-wujûd memiliki irâdah, tentu berimplikasi adanya irâdah bebas di luar irâdah zât wâjib al-wujûd. Hal ini menurut Asy`ariyah mustahil terjadi karena akan membawa irâdah Allah terbatasi oleh irâdah lain-Nya. Dengan alur logika teologis ini, maka tidak dapat dikatakan manusia (makhluq) memiliki irâdah bebas, tetapi yang dapat dibenarkan hanyalah ke-tergagahan (takrih) dari irâdah mutlak Tuhan.
是的。
Iradah是al- shaaliyyah的本质。提到al-信这个词是因为它记录了上帝物质的存在。伊拉克是站在zzillani立场上的特质,而不是al-Baqillani所理解的。因此,当人们在世界末日看到上帝的物质时,同样的品质也会在他的身体中显现。有人说al-azaliyyah,因为伊拉克的性质永远与上帝的物质同在。此外,iradah的性质也被称为“象征意义”,意思是“象征意义”。也就是说,这种性质赋予了无形的或无形的,长或短,差或美丽,以及所有与木乃伊属性相关的属性。伊拉克的敌人是卡拉哈(被迫的;被迫或英勇地做或不做某事,因为它没有自由意志去做和行动。在此基础上,确实没有新的进展,因为他的意志受到了实体实体的意志的限制。如果mumkin al- form有伊拉克,那么它将意味着在伊朗以外有自由。这是很不可能的事,因为神的声音受别人的限制。有了这一神学逻辑逻辑,人类不能说(生物)有自由的节奏,但唯一合理的是上帝绝对的不和谐。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 求助全文
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:604180095
Book学术官方微信